Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI terus memperkuat sistem keamanan siber guna mencegah kebocoran data penting terkait pemilihan umum (pemilu). Sebelumnya, melalui penelusuran di forum hacker breached.to, hacker Bjorka telah menggunggah jutaan data pemilih di KPU.
"Jadi, semua aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu itu kami akan upgrade teknologinya, termasuk juga keamanan," kata Anggota KPU RI Idham Holik di Jakarta, Senin (12/9/2022).
Sementara itu, melalui penelusuran di forum hacker breached.to, Bjorka mengklaim telah meretas data 105 juta data pemilih di database Komisi Pemilihan Umum dan menjualnya ke pembeli tertinggi. Hal itu nampak dari unggahan yang dibuatnya pada tanggal 6 September 2022 di forum itu.
(Tangkapan Layar - Bjorka unggah jutaan data pemilih KPU di forum hacker breached.to. Sumber: tim tvonenews.com)
Idham mengatakan KPU mengapresiasi soal perhatian keamanan data yang disampaikan Komisi II DPR RI dalam rapat dengar pendapat. Hal itu, menurut dia, merupakan wujud dari perhatian tinggi terhadap keamanan data, khususnya berkaitan dengan pemilu.
"Dan tentunya kami sebagai penyelenggara pemilu sudah kami antisipasi, karena dalam perkembangan teknologi informasi, potensi-potensi terganggunya keamanan sistem dari sebuah sistem informasi itu harus diantisipasi. Pendekatannya bukan pendekatan reaktif, tapi pendekatan mitigatif," jelasnya.
Sebelumnya, KPU RI memastikan laman resmi dan aplikasi elektronik milik institusi tersebut aman dari kebocoran data siber. "Ini kan pertanyaannya apakah website dan aplikasi KPU bocor atau tidak? Ya kami pastikan aman," kata Idham.
KPU juga telah menggelar rapat dengan Gugus Tugas Keamanan Siber Aplikasi KPU terkait keamanan siber dan data elektronik milik lembaga penyelenggara pemilu tersebut. (ant/ito)
Load more