Jakarta - Ibunda Brigadir J atau Yosua, Rosti Simanjuntak mengaku, hatinya sangat hancur ketika mendengar kata maaf dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Tak hanya itu saja, ia juga katakan Putri Candrawathi adalah seorang perempuan pembohong.
"Saya menangin bukan karena itu, saya mengenang betapa sadisnya dan sakitnya anakku, di depan seorang perempuan yang melahirkan seorang anak. Tidak ada hati nuraninya sedikit pun, bahkan tidak bergeming sedikit pun, melihat peristiwa yang sangat sadis dan biadab ini," tutur Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak dengan air mata berurai dan nada suara tersedak-sedak, di acara Dua Sisi, tvone, Kamis (3/11/2022).
"Dan dirinya menyayangkan, kepada seorang ibu yang melahirkan anak. Nah, bagaimana kalau kejadian itu terjadi kepada anaknya. Apakah dia bersedia?" ucapnya yang tak bisa membendung air mata.
Kolase Foto Ibunda Brigadir J atau Yosua, Rosti Simanjuntak dan Rosti Simanjuntak
Selain itu, ia katakan, sangat tega mereka (Putri dan Sambo) telah mengahabisi anaknya dan tidak memberikan pertolongan. Sementara, ia akui, anaknya selama ini sudah mengabdi kepada mereka dan sudah setia melakukan tugas.
"Tapi, ini seorang ibu yang pernah melahirkan seorang anak, hatinya tidak bergeming melakukan hal itu. Bisa dikatakan hidupnya dan sia sia hidupnya sebagai perempuan" katanya sambil menangis.
Bahkan, ia mengaku hatinya hancur berkeping-keping melihat kondisi anaknya Birgadir J dan membayangkan anaknya disiksa pada saat hiudp.
"Dan saya tersayat-sayat serta hancur berkeping-keping mendegar kata maaf Putri Candrawathi. sakit sekali, Jadi kami mohon kami ibu yang kehilangan anak, kepada yang ada di persidangan, jaksa penuntut umum dan hakim, berikan kami keadilan yang seadil-adilnya," tutur Ibunda Brigadir dengan suara tersengal-sengal dan menjatuhkan air mata.
Foto Ibunda Brigadir J atau Yosua, Rosti Simanjuntak Menangis saat Pemakaman Brigadir J
Sebelumnya diberitakan, Pengungkapan kasus kematian Brigadir J telah menemui titik terang setelah dilaksanakan beberapa kali sidang. Adapun kini ramai soal tangisan Ferdy Sambo, Hotman Paris kekeuh tangisan Ferdy Sambo bukan sandiwara, nilai ada potensi lolos pembunuhan berencana, Kamis (4/11/2022).
Hotman Paris Hutapea selaku praktisi hukum, yang juga dikenal memiliki konsultasi hukum gratis bernama Hotman 911 yang memberi bantuan hukum kepada masyarakat dengan gratis. Ia pernah juga menolak tawaran untuk menjadi Pengacara Ferdy Sambo.
Hotman Paris Kekeuh Tangisan Ferdy Sambo Bukan Sandiwara, Nilai Ada Potensi Lolos Pembunuhan Berencana.
Hotman Paris meyakini kalau tangisan Ferdy Sambo di depan ajudannya yakni Bripka Ricky Rizal saat menceritakan peristiwa dugaan pelecehan seksual ke Istrinya, Putri Candrawathi. Tangisan ke Ricky itu bukanlah air mata buaya atau sebuah settingan.
Hal itu disampaikan Hotman saat menjadi narasumber di Catatan Demokrasi tvOne, pada Selasa 1 November 2022.
"Saya baca itu, benar seorang Jenderal menangis. Ya saya baca lagi, jarak waktu dia menangis sampai kemudian penembakan itu kurang dari 45 menit dan itu tidak ada orang lain, jika itu berpura-pura." unkapnya dikutip dari Catatan Demokrasi tvOne.
"Dan waktu itu kan belum ada sandiwara, belum terbongkar. Maksud saya, disitulah motivasi saya bisa masuk bahwa unsur-unsur pembunuhan berencana bisa lolos dari situ, kalau pasal 338 agak susah untuk lolos." sambung Hotman.
Pada kesempatan yang sama, Saor Siagian hadir sebagai narasumber Catatan Demokrasi. Ia dikenal sebagai inisiator Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK), yang cukup vokal dalam mengawal dari pertama kali kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Saor Siagian tidak sepakat dengan ucapan dari Hotman Paris, dia meyakini kalau tangisan Ferdy Sambo adalah trik yang sengaja dibangun oleh Mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
"Cuma kalau soal nangis-nangis itu, Pak Hotman itu sudah terbantahkan. Ternyata itu betul-betul trik yang dibangun oleh Sambo," Kata Saor.
Lebih lanjut, Saor menuturkan bahwa tangisan itu tak hanya dilakukan kepada ajudannya yakni Bharada E dan Bripka Ricky Rizal.
Tetapi Sambo juga melakukan adegan tangisan ke orang lain yaitu kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo hingga ke Komisioner Kompolnas RI, Poengky Indarti.
Jadi tangisan Ferdy Sambo dinilai adalah bagian dari perencanaan pembunuhan yang dilakukannya terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Terlihat Hotman Paris sempat kembali mau menjawab, namun ketika hendak berkata langsung disambar lagi oleh Saor Siagian.
"Jadi artinya itu adalah benar-benar perencanaan dengan trik nangis itu meyakinkan bahwa dia seperti korban," ucap Saor.
Pengacara kondang, Hotman Paris langsung memberi tanggapannya. Menurutnya, tangisan di depan Kapolri dan di hadapan Poengky bisa saja memang direncanakan oleh Ferdy Sambo.
Tapi pengacara yang dikenal mendampingi kasus Teddy Minahasa ini masih juga tak yakin kalau tangisan Sambo di depan ajudannya itu sengaja di setting Sambo. Namun, Saor tetap berpegang teguh pada keyakinannya soal tangisan yang diyakini adalah trik.
"Mungkin nangis-nangis belakangan, bisa saja di rekayasa. Tapi kalau seorang Jenderal berdua sama ajudannya nangis, kayaknya agak susah itu disimpulkan rekayasa tangisan." Ucap Hotman Paris.
Ferdy Sambo mengungkapkan permintaan maaf dan rasa menyesalnya karena terbawa emosi sehingga menimbulkan kematian Brigadir J. Ia menyampaikan di ruang sidang di hadapan kedua orang tua Brigadir Yosua yakni Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak.
"Bapak dan ibu Yosua, saya sangat memahami perasaan bapak dan ibu. Saya mohon maaf. Saya sangat menyesal saya tidak mampu mengontrol emosi," ujar Ferdy Sambo. (Ind/Aag)
Load more