KPAI Obati Trauma Psikis Gibran

Garut, Jawa Barat - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Selasa (28/9) siang, mendatangi kediaman Gibran Arrasyid (13) di Kp. Citangtu Desa Citangtu Kecamatan Pangatikan Garut. KPAI mulai melakukan pengobatan kepada Gibran yang hingga kini masih mengalami trauma psikis.

Ketua KPAI Ato Rinanto mengatakan jika dilihat secara fisik, Gibran dapat dikatakan sehat, namun psikisnya masih dalam trauma berat.

"Barusan sudah bertemu Gibran, ibunya juga ada. Secara fisik Gibran sehat, akan tetapi terlihat dari pandangan mata kemudian gestur Gibran memperlihatkan traumanya berat," kata Ato Rinanto, kepada tvonenews.com, Selasa (28/9).

Guna untuk memulihkan psikis Gibran, KPAI membawa tim dari enaga ahli therapis dan hipnotherapis.

"Jangan melihat fisiknya saja, Gibran hilang lima hari di alam, ia juga berpisah dengan keluarga selama waktu itu, Gibran kan masih anak SMP kelas 1, anak seusia itu jika berpisah dengan orang tua lebih dari 1x 24 jam adalah masa transisi, efeknya akan sulit terkendali ketika tahapan seperti itu tidak dimaksimalkan baik oleh keluarga," tambah Ato.

KPAI pada hari ini tak membawa psikolog karena proses pengobatan Gibran memerlukan tahapan,

"Upaya tim therapis dari KPAI akan dilakukan sekitar lima kali kepada Gibran, tahapan oleh tim ahli akan mengembalikan Gibran ke Gibran seutuhnya. Tadi juga Gibran bercerita tak mau sekolah, tak mau bertemu teman - temannya, itu menunjukan ada yang harus diobati dari psikis Gibran," tutup Ato.

Gibran Arrasyid (14), pendaki muda yang hilang di Gunung Guntur selama lima hari. Tim gabungan naik turun gunung untuk mencarinya. Dia baru ditemukan pada Jumat (24/9) petang di Curug Cikoneng.(Taufiq Hidayah/put)