Demo Videotron di Majene Diwarnai Aksi Saling Pukul

Majene, Sulawesi Barat - Aksi penolakan pemasangan videotron yang dilakukan oleh Aliansi Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene, Kamis, di depan Kantor Bupati diwarnai kericuhan dan berujung bentrok antara massa aksi dengan polisi. 

Kericuhan terjadi saat sejumlah pengunjuk rasa itu hendak melakukan pembakaran ban namun dicegah aparat kepolisian.

Aksi kejar-kejaran antara massa aksi dengan aparat kepolisian tak terhindarkan, nampak sejumlah orang terlibat saling pukul dengan polisi hingga terjatuh. 

Kericuhan baru dapat diredam setelah koordinator massa aksi menahan diri sementara sejumlah perwira polisi menghalau anggotanya agar tidak terpancing.

Kordinator aksi, Bahtiar mengatakan aksi penolakan dilakukan karena pembangunan videotron yang menjadi program Pemerintah Kabupaten Majene dinilai tidak efektif untuk meningkatkan pendapatan daerah.

"Jikapun alasan Pemda untuk meningkatkan pendapatan daerah, tapi bagaimana jika tidak ada pihak swasta yang ingin melakukan periklanan, maka tentu yang beriklan adalah organisasi perangkat daerah dan itu membebani APBD berarti tidak ada keuntungan untuk daerah," jelas Bahtiar.

Usai melakukan orasi dihalaman kantor Bupati, massa aksi akhirnya ditemui oleh perwakilan pemerintah daerah. Proses dialog yang dilakukan massa aksi bersama Pemerintah Daerah dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Majene Arismunandar Kalma dan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Majene, Kasman Kabil.

Kasman mengatakan bahwa ada beberapa alasan pembangunan videotron, diantaranya agar penyampaian informasi ke masyarakat lebih maksimal selain dapat menambah pendapatan daerah melalui pajak reklame.

Lebih jauh, Kasman menjelaskan, dari kesepakatan antara Pemerintah Daerah bersama pihak investor videotron, setiap iklan yang akan dibayar oleh pihak ketiga, Pemda langsung akan memperoleh 25 persen.

"Selain dari 25 persen itu, dari 75 persen itu kita akan mendapatkan 40 dan 60 persen, 40 persen dari Pemerintah Daerah dan 60 persen dari pihak investor, jadi lebih besar yang kita peroleh dibanding pihak investor," jelas Kasman. (Rasman Abdul Rahman/ito)