Makan Korban, Tambang Emas Ilegal di Sumbawa di Tutup

Sumbawa, NTB - Lubang galian emas tradisional  di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang memakan korban jiwa, Kamis (7/10) ditutup polisi dengan memasang garis polisi. Warga tak lagi diperbolehkan melakukan aktivitas penambangan di lokasi ini.

Kapolres Sumbawa, AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK, melalui Kasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Ivan Roland Critofel, S.T.K, kepada tvonenews.com Kamis (7/10) mengatakan, pasca evakuasi empat korban dari dalam lubang kemarin, lokasi sudah disterilkan dan dipasang police line.

"Lokasi sudah kita tutup. Anggota Polsek Empang, sudah memasang garis polisi di lokasi," tegasnya.

Polisi juga sudah memasang spanduk imbauan, lanjutnya, agar warga tidak melakukan aktivitas penambangan emas di lokasi karena sangat membahayakan dan mengancam nyawa. 

Sementara itu, terkait penyelidikan tewasnya keempat warga yang ditemukan tewas di dalam lubang galian tambang emas illegal, pihak keluarga tak bersedia saat korban akan dilakukan outopsi.

"Kita sudah tawarkan autopsi, tapi keluarga menolak dan sudah ikhlas menerima jasad keluarganya dan langsung mereka bawa pulang untuk dimakamkan," ungkapnya.

Menurut Kasat reskrim, dari hasil olah TKP di lokasi, kejadian tersebut murni kecelakaan, dimana keempat korban meninggal karena menghirup racun dari mesin jenset.

"Kita sudah cek, mereka meninggal karena menghirup racun dari jenset, bukan ada unsur kesengajaan atau pembunuhan," tegasnya.

Seperti yang telah diberitakan, Said (33), Ucok (29), Robi (21),  warga Desa Gapit, Kecamatan Empang dan Silet (29) warga, Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir, melakukan penggalian emas pada Jumat (1/10)  lalu di lokasi Plempit Lenying, Desa Gapit, Kecamatan Empang. Namun, setelah hampir sepekan keempatnya tak juga menampakan batang hidungnya. Keempatnya kemudian ditemukam meninggal dunia di dalam lubang emas tersebut, Rabu (6/10) sekitar pukul 15.00 Wita. (Irwan Taliwang/mii)