Sepakbola Eropa menyambut Sonia Bompastor, pelatih tim putri Olympique Lyonnais, yang sukses memimpin timnya menjuarai Liga Champions 2021-2022. Dengan arahan perempuan yang kini berusia 41 tahun, Lyon menjadi pemenang setelah mengalahkan Barcelona, 3-1 di final.
Miguel Muñoz bermain sebagai gelandang untuk Real Madrid dari kurun 1948 hingga 1958. Munoz merupakan bagian dari tim yang memenangi kejuaraan Eropa pada perhelatan perdana, 1956 sampai mengumpulkan tiga Piala Champions, yang dulu terkenal dengan nama European Cup.
Tak lama sesudah pensiun, Munoz langsung menghadirkan piala kelima bagi Real Madrid kala bertindak sebagai pelatih. Bukan hanya pada 1960, pria asli Spanyol kembali mengangkat Madrid pada 1966. Ia pantas berpredikat sebagai orang pertama yang menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih.
Sebelum termasyhur sebagai pelatih paling sukses dalam sejarah sepakbola Italia, Giovanni Trapattoni menikmati masa emas sebagai pemain. Trapattoni menghabiskan sebagian besar kariernya bersama AC Milan, dengan memenangi Piala Eropa (European Cup) atau Piala Champions pada 1963 dan 1969.
Setelah melakoni tugas pelatih, Mr Trap justru sukses bersama klub rival Milan, yakni Juventus. Tidak hanya mengantar Juve jadi penguasa Serie A Liga Italia, Trapattoni mengangkat Tim Nyonya Tua menjuarai Piala Champions 1985.
Hebat sebagai pemain, Johan Cruyff ialah legenda Belanda yang memudahkan teori Total Voetbal dapat terlaksana. Cruyff menghiasi kariernya dengan tiga kali menerima Ballon d'Or, sebagai bonus tambahan dari keberhasilan menjuarai European Cup bersama Ajax pada 1971, 1972 dan 1973.
Pensiun dini dalam usia 30 tahun, kecerdikan Cruyff bersambung di kursi pelatih. Semasa menangani Barcelona, ia berhasil mempersembahkan trofi perdana bagi klub Catalunya dari Piala Champions 1992.
Bukan bintang utama AC Milan, namun sebagai gelandang bertahan dan sosok kawakan yang menguasai taktik, Carlo Ancelotti membantu rekan-rekan mudanya merebut Piala Champions dalam dua musim beruntun, 1989 dan 1990.
Sesudah kompetisi European Cup alias Piala Champions berubah menjadi Liga Champions, Ancelotti menghadirkan kembali trofi bagi Milan pada 2003 dan 2007, kali ini sebagai pelatih. Carletto kemudian merasakan gelar juara lagi sesudah ia menangani Real Madrid pada 2014.
Rekan Carlo Ancelotti saat menggalang pertahanan di lini tengah AC Milan, Frank Rijkaard mengikuti jejak seniornya. Bersama Ancelotti, Rijkaard menjadi bagian dari The Dream Team Milan yang mendominasi Eropa melalui Piala Champions 1989 dan 1990.
Mantan alumni Ajax kemudian kembali ke klub lamanya. Sebelum pensiun, Rijkaard membimbing kawan-kawan mudanya menjuarai Liga Champions 1995.
Saat beranjak jadi pelatih, Frank Rijkaard juga mengikuti jejak Carlo Ancelotti, mantan pemain yang jadi juara Liga Champions sesudah menjabat pelatih. Rijkaard memenangi trofi Eropa bersama Barcelona pada 2006.
Selepas era Frank Rijkaard, Barcelona mempercayakan tugas meraih kejayaan kepada Pep Guardiola. Dalam sekejap, Pep langsung menyerahkan trofi Liga Champions 2009. Guardiola memberi satu piala lagi pada 2011.
Bukan hanya menyamai sukses Frank Rijkaard, Pep Guardiola juga meniru contoh gurunya, Johan Cruyff. Setelah menjadi bagian tim Cruyff saat Barcelona memenangi Piala Champions 1992, Guardiola pun merasakan keistimewaan di tingkat Eropa dalam dua kapasitas berbeda.
Zinedine Zidane belajar banyak dari Carlo Ancelotti saat menjadi asisten pelatih Real Madrid. Begitu dapat tugas sebagai pelatih utama, Zidane sudah tahu bagaimana mempersembahkan gelar juara, tidak hanya sekali seperti Ancelotti, Zizou bahkan mencetak hat-trick, pada 2016 sampai 2018.
Keberhasilan di level manajerial merupakan estafet sukses dari kisah legendaris Zidane yang mencetak gol spektakuler di final Liga Champions 2002 saat meraih gelar Eropa pertama bersama Madrid. (raw)
Load more