“Saya setuju kritik atau istilah jawanya maido, sebagai checks and balance. Tapi kalau sampai keterlaluan dan bahkan mempengaruhi psikologi atlet atau pemain bisa dianggap sebagai sebuah kejahatan di dunia maya atau istilahnya online abuse, itu saya sangat tidak setuju,” lanjut Junianto di Kamis (20/1).
Tindakan online abuse, lanjutnya, jangan sampai jadi hal yang diwajarkan. Kritik bisa dengan hal yang membangun. Support atau dukungan dari suporter itu sangat dibutuhkan oleh pemain,” kata Junianto.
Ia kemudian memberi contoh, ada beberapa atlet bulutangkis di Indonesia yang menjadi dampak online abuse karena performanya turun dan menyerang hingga ke bentuk tubuh sang atlet.
Load more