Gagal di Uni Emirat Arab 1996, empat tahun kemudian tim nasional mencoba lagi. Memasuki milenium baru pada awal 2000, Indonesia menjadi negara kedua lolos ke Piala Asia, setelah tuan rumah Lebanon dan juara bertahan Arab Saudi yang mendapat keistimewaan untuk otomatis hadir sebagai peserta.
Tim nasional Indonesia menjadi peserta kedua yang lolos dari putaran kualifikasi Piala Asia 2000. Setelah Iraq tampil sebagai juara Grup 1, Indonesia memenangi persaingan di Grup 7. Dengan sistem kompetisi penuh, Squad Garuda mengambil banyak poin dari Kamboja sebelum menyingkirkan rival, Hong Kong.
Hadir di Lebanon 2000, timnas membawa 23 pemain, yang sebagian besar merupakan nama-nama baru yang tidak tampil pada penampilan debut di Piala Asia 1996. Dari 20 awak tim peninggalan Danurwindo, pelatih Nandar Iskandar mengambil hanya dua orang, kiper Hendro Kartiko dan gelandang Bima Sakti.
Di Lebanon, Grup B benar-benar berarti grup berat. Timnas masih bisa mengambil poin dari Kuwait pada pertandingan pertama kala bertarung di International Olympic Stadium, Tripoli. Dua kubu yang sudah saling kenal sejak Piala Asia 1996 mengulang lagi hasil imbang, tapi kali ini tanpa gol, atau skor 0-0.
Hasil imbang dengan Kuwait memberi 1 poin dan harapan bagi Aji Santoso dan kawan-kawan untuk menjalani pertandingan kedua. Tapi dua lawan lain di Grup A terlalu berat bagi Tim Merah-Putih. China menghajar timnas dengan skor besar, 4-0, dan kemudian Korea Selatan pun meraup kemenangan 3-0.
Harapan timnas berakhir. Indonesia membawa pulang hanya 1 poin karena berada di posisi terbawah. China memimpin Grup B dengan 5 poin. Korea Selatan mendapat nilai 4 dan ikut lolos ke fase knockout dengan menempati urutan ketiga. Kuwait justru memiliki 5 poin juga dan duduk di peringkat kedua grup.
Load more