"Si Justin pernah saya tanya,"Justin ini namanya siapa? (nunjuk ke kiper Timnas Indonesia, Syahrul)". Ternyata dia gak tahu. Nah bagaimana dia bisa menjadikan chemistry menjadi satu jika tak tahu masing-masing nama pemain," tambahnya.
Tetapi hal itu sudah berubah ketika TC yang digelar Timnas Indonesia di Turki.
Saat itu, dari Nova sendiri dan tim kepelatih mencari cara untuk mempererat chemistry dari di antara pemain lokal dan naturalisasi.
"Kita dari Coaching staff mengambil apa sih sebenarnya yang bisa membuat mereka bisa menjadi satu, akhirnya kita buat peraturan," paparnya.
Peraturannya adalah dengan menempelkan nama di meja makan, jadi para pemain duduk secara acak dengan saling berdekatan pemain lokal dan pemain keturunan.
"Kita kasih nama di meja makan, di situ ada Jordi Amat, sebelahnya ada Ridho, sebelahnya ada Shayne, sebelahnya ada Asnawi Mangkualam, jadi satu meja ada dua orang pemain lokal, dan ada juga pemain indo, semuanya menjadi satu dan itu yang menjadi tim mulai berubah," tuturnya.
"Biar mereka komunikasi, itu yang kita coba biar komunikasi mereka bisa lebih lancar, dan bersyukurnya mereka bisa lebih menyatu sih sekarang," ucapnya.
Timnas Indonesia saat TC di Turki. (source: X/Marc Klok)
Di mana hal itu juga memiliki efek yang positif ke permainan di lapangan.
Load more