Jakarta – Tepat satu tahun setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia, kondisi pandemi di tanah air belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan. Angka kasus positif Covid-19 yang terus melonjak membuat sejumlah rumah sakit penuh. Tak hanya itu, lahan khusus pemakaman jenazah pasien Covid-19 juga sudah melebihi kapasitas yang ada.
Tingginya angka kasus positif covid-19 di tanah air tak hanya membuat fasilitas kesehatan nyaris lumpuh karena kewalahan menampung pasien, permasalahan lain yang harus dihadapi adalah kurangnya lahan untuk memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Tepat satu tahun setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia, sejumlah TPI khusus jenazah Covid-19 di ibu kota nyaris penuh. Pemerintah pun harus memutar otak, mulai dari ekspansi lahan pemakaman, hingga pemberlakukan sistem tumpang.
Di TPU khusus Pondok Ranggon, Jakarta Timur, lebih dari 4.600 jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di lokasi seluas 1,9 hektar. Saat ini, TPI Pondok Ranggon tak lagi menerima pemakaman jenazah Covid-19 karena penuh.
Kondisi serupa juga terjadi di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. Di TPU Tegal Alur ini dimakamkan lebih dari 5.000 jenazah pasien Covid-19. Kondisi lahan makam yang penuh membuat pengelola memutuskan untuk memberlakukan sistem tumpang.
Akibat krisis lahan pemakaman ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan mengoperasikan sejumlah TPU untuk menampung jenazah pasien Covid-19, diantaranya TPU Srengseng Sawah Jakarta Selatan, TPU Rorotan Jakarta Utara, dan TPU Bambu Wulung Jakarta Timur.
Vaksin Murah
Sementara itu, mencermati upaya pemenuhan vaksin Covid-19 guna memerangi pandemi terus dilakukan pemerintah. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin Merah Putih akan lebih murah dari vaksin impor dan berharap bisa dibanderol dengan harga kurang lebih 5 dolar AS.
"Kalau 'range' harga tentunya saat ini belum bisa diprediksi tapi yang pasti di bawah (harga vaksin impor) karena tadi sudah mendapatkan anggaran baik di riset maupun di uji klinis, mudah-mudahan ini bisa 5 dolar AS atau lebih kurang dan 5 dolar AS," kata Menristek dalam acara virtual peringatan Satu Tahun Pandemi COVID-19 dengan tema Inovasi Indonesia Untuk Indonesia Pulih, Bangkit dan Maju di Jakarta, Selasa.
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang menuturkan Vaksin Merah Putih bisa lebih murah dibanding vaksin COVID-19 yang diimpor karena proses riset Vaksin Merah Putih sudah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan rencananya uji klinis juga akan didukung oleh pemerintah.
Prakiraan harga akan bergantung kepada PT Bio Farma karena proses produksi berada di tangan mereka. "Sehingga mungkin nanti yang menjadi faktor harga itu adalah biaya produksi yang dilakukan oleh Bio Farma sehingga memang perkiraan harganya bisa lebih murah daripada vaksin yang didatangkan dari luar," ujar Bambang.
Ia menuturkan bibit Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ditargetkan untuk diserahkan ke PT Bio Farma pada Maret 2021 sehingga PT Bio Farma bisa melakukan sejumlah persiapan untuk melanjutkan ke proses selanjutnya yakni uji klinis. (ito)
(Lihat Juga: Presiden pantau vaksinasi massal di Yogyakarta)