“Tidak perlu menunggu berhari-hari, cukup beberapa jam saja selesai. Tanpa asap, tanpa bau, jadi seperti tidak ada kegiatan sama sekali ketika dilakukan kremasi,” imbuhnya.
Budiman melanjutkan, berdirinya gedung krematorium ini tak lepas dari dukungan pemerintah daerah dan anggota DPRD dapil Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Pasalnya, gedung itu dibangun menggunakan dana Rp 1,6 miliar yang bersumber dari dana hibah aspirasi anggota DPRD Kotim yang disalurkan melalui bagian Kesra Pemkab Kotim, hasil donasi dari para pengurus dan seluruh anggota perkumpulan sosial bakti sampit, serta warga tionghoa yang berada di luar daerah.
“Terimakasih kepada pemerintah daerah, DPRD, dan seluruh donatur. Dengan saling bahu membahu dan menyediakan dana, akhirnya gedung krematorium satu-satunya di Kalteng tersebut bisa diwujudkan,” ucapnya.
Selain gedung krematorium, pihaknya juga membangun tempat penitipan abu di lantai 2 rumah duka perkumpulan sosial bakti di Jalan Jenderal Sudirman Km 1. Pihak keluarga boleh menitipkan abu jenazah keluarganya di tempat itu, sehingga mempermudah apabila mengadakan acara di rumah duka.
Ia menambahkan, seperti namanya perkumpulan sosial bakti bersifat sosial, sehingga untuk penggunaan fasilitas kremasi tersebut pihaknya tidak mematok biaya. Hanya saja bagi pihak yang ingin mengkremasi diminta menyediakan sendiri bahan bakar minyak (BBM) minimal 150 liter sesuai keperluan untuk mengkremasi 1 jenazah. Tapi, jika yang bersangkutan berasal dari kalangan tidak mampu, maka akan digratiskan.
“Kalau tidak mampu kami gratiskan. Sedangkan, yang mampu biasanya menyumbang, makanya jadi subsidi silang. Sumbangan itu bisa digunakan untuk keluarga yang tidak mampu tadi,” pungkasnya. (dsi/aag)
Load more