"Mungkin anda terkena macet di jalan, tapi ada jutaan buruh dan masyarakat kecil lainnya yang mengalami macet ekonomi," sambungnya.
Tak hanya itu, Said Iqbal mengnungkap Badan Pusat Statistik (BPS) telah melansir hasil survei terkait kebutuhan untuk biaya hidup di Jakarta mencapai Rp14,88 juta per bulan.
Kata ia, aksi yang belakangan banyak dilakukan oleh kelompok buruh guna menuntut kelayakan hidup dari upah yang diterimanya.
"Buruh marah karena kenaikan upah tidak sesuai dengan dengan gaya hidup Rp 15 juta/bulan, bandingkan dengan upah minimum 2023 di mana hanya Rp 4,9 juta, sepertiga dari biaya hidup atau 70% sisanya darimana buruh menombok? Walaupun upah minimum 2024 naik Rp 5,2 Juta, tetap tidak bisa membiayai," ungkap Said Iqbal.
"Hal itu juga berlaku di Bodetabek, daerah satelit Jakarta, dengan upah minimum 2024 rata-rata Rp 5,2 juta. Dari mana sisanya? Sedangkan buruh tidak bisa mencari biaya sampingan, karena dari Pagi - Malam bekerja dan hanya mengandalkan upah perbulan," sambungnya.
Said Iqbal pun mengakh kelompok buruh tetap akan melangsungkan sejumlah aksi demontrasinya hingga aspirasi yang disampaikan diterima oleh pemerintah.
Bahkan, kelompok buruh mengancam bakal melangsungkan aksi mogok dengan melibatkan 5 juta pekerja jika tuntutan kenaikan upah sesuai permintaan tak dituruti pemerintah.
Load more