Bandung, tvOnenews.com - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil masih menyimpan jawaban soal langkah politik pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Adapun, nama Ridwan Kamil (RK) masuk radar sebagai calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta atau kembali memimpin Jawa Barat (Jabar).
Kang Emil, sapaan akrabnya, mengaku bakal menentukan karier politiknya pada Juni 2024.
Dia menyinggung masalah hati terkait pilihan antara Pilgub DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Dia menyampaikan cenderung ingin kembali ke Jabar, bertarung sebagai petahanan melanjutkan program periode kedua.
"Nanti Juni saya putuskan. Sama, hati tetap berat ke Jabar, tapi saya tidak menutup kemungkinan Jakarta keputusan akhirnya mungkin di Juni sesuai survei," kata Ridwan Kamil di Bandung, Minggu (24/03/2024).
Saat ini, Emil mengaku tengah menyiapkan diri meningkatkan elektabilitasnya sampai Juni mendatang.
Sebab, dia mengaku dengan siapa pun yang menjadi pendapingnya bakal mudah membangun kecocokan.
"Pencoblosan (Pilkada) kan November, mulai kampanye September, pendaftaran Agustus, perjodohan di Juli, PDKT di Juni gitu. Dari sini sampai ke Juni tingkatkan elektabilitas supaya pas PDKT dengan siapapun nyambung," jelasnya.
Sejauh ini, kata Emil, belum ada yang melakukan pendekatan pada dirinya, termasuk dari partai-partai pengusung Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, Prabowo juga mengindikasikan koalisi Pilpres tersebut dilanjutkan sampai ke Pilkada.
"Belum ada yang mendekati, di TKD juga belum ada pembicaraan Pilkada. Ini masih jauh, kalau boleh tensinya turun dulu gitu, karena masih jauh," ungkapnya.
Mengenai potensi kelanjutan koalisi di Pilkada, Emil mengatakan hal tersebut ideal karena hubungan antar pimpinan partai telah terbentuk, ekosistem juga telah terbangun, walaupun selalu ada dinamika yang terjadi.
"Memang idealnya begitu, walau tidak sematematis itu. Kalau ternyata kesempatan pilkadanya juga ada pasangan yang kuat dan menjanjikan dalam koalisi 02 tentunya menjadi pilihan utama," katanya.
"Walaupun dari pengalaman koalisi pusat dengan daerah tidak selalu sebangun karena Pilkada kan figur. Nah figurnya kadang-kadang datang dari partai-partai yang bukan koalisi tapi kalau bisa dari koalisi itu tentunya lebih baik," imbuhnya. (cep/lpk)
Load more