Namun, perasaan tak mengenakan itu dimulai saat setibanya di lahan parkir, dua kendaraan mobil tersebut langsung dimintakan nominal upah parkir.
"Setelah keliling akhirnya nemu tempat parkir dan ada petugas parkir pakai rompi di dalam. Keluar mobil langsung di minta uang "seikhlasnya" karna udah bantu kasih aba aba parkir. Kasih 2 ribu nggak mau. Lah katanya ikhlas. Kasih 5 ribu masih melengos akhirnya petugas bilang 10 ribu. Saya kasih aja, karena udah adzan isya dan mau buru-buru biar bisa jamaah bergegas deh ke masjid," lanjutnya.
Setibanya di pelataran, Ia pun membawa sepatu ke tempat penitipan, namun, ditolak petugas, karena meminta alas kaki dimasukan ke dalam plastik terlebih dahulu. Alhasil, dia pun harus lebih dulu beli plastik yang dijual di pelataran seharga Rp 5 ribu.
Lanjut dalam unggahan, pengalaman tidak menyenangkan kembali terjadi ketika di dalam toilet. Ketika baru masuk, pintu langsung diketuk dengan keras oleh petugas yang mengatakan tidak boleh memakai toilet terlalu lama sambil bicara menggunakan pengeras suara.
Menanggapi respons keluhan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bereaksi keras atas kasus pungli yang terjadi di Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung.
Bey mengatakan kasus pungli di Al Jabbar tidak boleh terulang, begitu pula di tempat publik lainnya yang ada di Al Jabbar. "Tak ada tempat untuk pungli di Al Jabbar," katanya pada Minggu (14/4).
Menurutnya, kejadian pungli yang viral di sosial media tersebut akan menjadi momentum pihaknya untuk beres-beres layanan publik bebas pungli di Jabar. "Pungli di Masjid Al Jabbar jadi momentum kita berantas pungli di Jabar," katanya.
Load more