Semarang, tvOnenews.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak masyarakat sekitar Kelurahan Jatibarang untuk melakukan salat Istisqa meminta hujan turun di Kota Semarang, Rabu (11/10/2023) pagi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Kedungpane Mijen dan diikuti oleh jajaran OPD, lurah, camat, serta para pelajar.
Pelaksanaan ibadah dipimpin langsung oleh Ketua MUI Kota Semarang, K. H. Moh. Erfan Soebahar.
Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu berharap agar doa dan keyakinan masyarakat dapat membuat Ibu Kota Jawa Tengah ini segera diberi hujan, khususnya di wilayah yang banyak memiliki lahan kosong dengan potensi kebakaran, seperti di daerah TPA Jatibarang Mijen.
“Tentu, salah satu upaya Kota Semarang, khusus di wilayah Mijen yang ada TPA Jatibarang bisa segera diberi hujan. Ini adalah upaya kami mengajak para kiai, alim ulama, dan masyarakat, bersama kita berdoa memohan kepada Allah berharap hari ini nanti siang atau malam bisa turun hujan,” ujarnya usai kegiatan.
Dirinya mengakui jika Kota Semarang memang termasuk salah satu wilayah yang memiliki cuaca ekstrim. Suhu panas paling terasa di pesisir pantai Kota Semarang.
“Sekarang sudah mulai turun dan kemarin kami monitor antara 29-36 derajat. Saya harap matahari segera bergeser. Tapi, panasnya semua daerah panas dan wilayah pesisir banyak terkena dampak Beberapa waktu lalu, Pekalongan dan memang bergantian puncak suhu panas ini. Mudah-mudahan cepat turun dan menurut berita pada November akan turun hujan, tapi ya kita harapkan nanti malam bisa turun hujan,” paparnya.
Mbak Ita juga mengakui jika dampak dari suhu panas ekstrim ini membuat kebakaran terjadi di lahan kosong yang banyak ilalang. Dari 138 data dari Damkar, rata-rata peristiwa kebakaran berada di lahan kering.
Sementara itu, kebakaran di TPA kini sudah mulai padam. Hanya saja, masih banyak asap tipis yang ditimbulkan oleh bara api di tumpukan sampah. Meski demikian, sampai saat ini, belum ada laporan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kebakaran itu.
“Kalau sampai sekarang, sudah cek puskesmas belum ada atau tidak ada karena asap hanya sesaat. Jadi, Jumat (6/10) dan malam sudah aktivitas. Lalu, ketika panas, enggan keluar ke rumah dan pagi ketika saya nunggu di TPA itu memang berangsur sudah hilang dan memang dampak sudah sampai ke bukit sekitar wilayah Jatibarang, tapi berangsuur asapnya hilang,” jelasnya. (dcz/ard)
Load more