Semarang, Jawa Tengah - Ketupat opor selama ini menjadi sajian khas di hari raya Idul Fitri. Hal ini tentu sudah seharusnya membawa berkah bagi mereka para penjual ketupat musiman yang selalu hadir setiap akhir Ramadhan atau jelang lebaran.
Namun kisah berbeda diceritakan oleh Nova, penjual ketupat musiman asal Suruh, Kabupaten Semarang, yang sudah 2 hari ini berjualan hingga tidur di pasar Bandarjo Ungaran, Kabupaten Semarang.
Bersama rombongannya berjumlah 17 orang, Nova berangkat dari kampung halamannya pada Jumat (29/4/2022) sore, untuk menuju ke pasar Bandarjo, Ungaran. Pasar ini dipilih rombongan Nova karena tahun lalu mereka bisa meraup penjualan yang memuaskan, karena pasar ini dikenal sebagai salah satu pasar besar yang menjadi tujuan warga untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.
Dengan membawa 2.000 lembar janur yang dibeli dengan harga Rp 400 per lembarnya, Nova berharap bisa meraup untung yang hasilnya bisa digunakan untuk berlebaran di kampung. Namun 2 hari berjualan di pasar Bandarjo, Nova bersama rekan-rekan sedikit kecewa karena saat ini pengunjung pasar tidak seramai tahun lalu.
"Wah saat ini jualan agak susah, kita sudah 2 hari tapi seribu janur saja belum habis. Beda dengan tahun lalu, di mana satu hari jelang Lebaran sudah bisa menghabiskan 2.000 janur," ungkap Nova saat dijumpai di Pasar Bandarjo, Minggu (1/5/2022) pagi.
Untuk harga ketupat saat ini ia menjualnya per ikat (isi 10 ketupat) Rp 7 ribu. Harga ini tidak berubah dari tahun ke tahun. Harapan Nova, di hari terakhir Ramadhan ini pengunjung pasar cukup ramai dan ia bisa menghabiskan minimal 1.000 lembar janur agar bisa balik modal.
"Ya paling tidak 1000 janur bisa habis. Jadi kita tidak tombok (rugi). Kemarin saja kita baru keluar 300 janur, hasilnya tidak seberapa, belum lagi uang hasil penjualan untuk makan selama 2 hari berjualan di pasar," ujar Nova.
Sebagai penjual ketupat musiman yang selalu hadir jelang lebaran, rombongan Nova selalu berpindah-pindah pasar tradisional. Bahkan mereka pernah berjualan mulai dari Salatiga, Semarang, hingga Solo.
"Ya kami selalu pindah pindah setiap tahun. Di semarang kami pernah jualan di Pasar Jati, di Solo kami jualan di Pasar Gede, dan di Kabupaten Semarang kita pernah di Karangjati dan Bandarjo. Tahun ini kami pilih Bandarjo lagi karena selain dekat juga tahun kemarin penjualan di pasar ini sangat bagus," cerita Nova.
Nova bersama rombongan berharap di hari terakhir Ramadhan ini bisa membawa berkah bagi para pedagang ketupat.
"Moga moga hari ini ramai dan ketupat yang kami jual bisa habis. Untung kami juga tidak banyak, paling tidak ada uang tambahan buat Lebaran di kampung," tutup Nova. (abc/act)
Load more