Sukoharjo, Jawa Tengah - Perayaan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, di pondok pesantren Al Mukmin, Ngruki Sukoharjo, terasa berbeda.
Melibatkan 1.300 santri, baik santri tingkat SMP, SMA, dan ST (sekolah tinggi), juga para guru atau ustaz ponpes, pelaksanaan upacara makin terkesan dengan keikut sertaan ustaz Abu Bakar Baasyir.
Sosok yang pernah dianggap sebagai pimpinan kelompok teroris Jemaah Islamiah tersebut, duduk bersama tamu undangan mengikuti jalannya upacara dari awal hingga akhir.
Menurut Baasyir, upacara 17 agustus 2022 merupakan pelaksanaan upacara pertama kali sejak pondok pesantren berdiri 50 tahun lalu. Upacara ini merupakan wujud syukur atas segala nikmat dari Tuhan yang Maha Esa.
"Ketika kita mendapat nikmat dari Allah, kita wajib bersyukur. Dan upacara ini digelar sebagai wujud syukur kepada Allah, atas nikmat kemerdekaan," Terang Baasyir.
Lebih lanjut disampaikan, bersyukur harus dapat selalu ditingkatkan, hingga terwujud rasa syukur yang sempurna.
"Saat menggunakan aturan hukum yang diturunkan Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur negara, itu merupakan wujud syukur yang sempurna. Saat ini mungkin belum, namun kedepan bisa diwujudkan, agar negara baldatun, thoyibatun, warobun ghofur," ucap Ustaz ABB.
Sementara Menteri Koordinator (Menko) bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, yang hadir selaku inspektur upacara (irup), mengatakan bahwa perlunnya adanya perimbangan antara bejalan ilmu agama dan umum.
"Dari segi karakter tidak diragukan lagi karena Ponpes Al Mukmin, mengedepankan pendidikan akhlak, hanya harus ada perimbangan belajar ilmu umum dengan ilmu agama. Ilmu agamanya cukup dalam dan luas kalau diimbangi dengan pengetahuan umum yang sangat kuat maka para santri yang sudah tersebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri akan bisa ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan," jelas Muhadjir.
Dalam upacara ini, hadir Danrem 074/ Warastratama Kolonel Infanteri Achiruddin, Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo. (ers/ebs)
Load more