Pamekasan, tvOnenews.com - Pencemaran air sungai hingga berubah warna menjadi merah pekat seperti darah di bantaran Sungai DAM Klampar Kecamatan Proppo hingga ke aliran sungai ke wilayah kota, mendapat tanggapan dari pemerhati lingkungan Universitas Islam Madura, Kabupaten Pamekasan, Rabu (12/7).
"Pencemaran sir sungai ini jangan dianggap biasa, perlu tindakan serius. Karena efek dari pengaruh perubahan warna ini tidak bisa kita buat remeh, banyak masyarakat yang memanfaatkan aliran sungai untuk keperluan sehari-hari. Tentunya sangat bahaya apabila mereka mengonsumsi atau memanfaatkan untuk tanaman atau hewan ternak," ungkap Endang Tri Wahyurini, Pemerhati Lingkungan Universitas Islam Madura.
Pihaknya menilai, air yang mengalir dari DAM Klampar itu menjadi konsumsi masyarakat khususnya di bidang pertanian dan minum hewan ternak.
"Tidak mungkin masyarakat petani yang lahannya di bantaran sungai dialiri air dari DAM Klampar tidak mengonsumsi air tersebut untuk menyiram tembakau dan tanaman lainnya, pasti air itu yang akan dibuat uantuk menyiram tanamannya," pungkasnya.
Sementara Romli, warga sekitar menyebut, jika tidak menggunakan air dari aliran DAM Klampar, tidak ada air yang bisa dibuat untuk menyirami tanaman dan memberikan air minum ternaknya.
"Kami mau dapat air dari mana untuk menyirami tembakau dan hewan ternak kami pak, kalau bukan dari air yang mengalir dari DAM Klampar, karena itu air satu-satunya yang dipakai masyarakat," ucap Romli.
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat menidak tegas oknum yang telah melakukan pencemaran air sungai tersebut. (vaf/far)
Load more