“Di mana stigma masyarakat perdesaan mengenai perceraian cenderung karena adanya praktik patriarki dan pernikahan sebagai fungsi reproduksi. Pada wilayah perkotaan stigma perceraian erat kaitannya dengan masalah finansial,” ungkap Firrial.
Rencana Lanjutan
Dari risetnya, satu luaran yang mereka bangun dan dapat berdampak positif bagi masyarakat adalah policy brief atau ringkasan kebijakan. Meskipun masyarakat tidak langsung merasakannya, ringkasan tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam mengambil tindakan penyelesaian permasalahan.
“Secara tidak langsung, luaran tambahan berupa policy brief akan memberikan pandangan baru mengenai perceraian. Menerapkan policy brief berpotensi menekan angka kasus perceraian serta dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga,” lanjut Firrial.
Saat ini, hasil penelitian yang mereka kerjakan telah mereka unggah dalam media jurnal ilmiah. Mereka juga telah menyerahkan ringkasan itu pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Genteng dan Muncar dan berlanjut pada pihak-pihak lainnya.
“Untuk saat ini kami telah submit artikel ilmiah di National Public Health Journal yang terindeks SINTA 1. Kami juga telah menyerahkan policy brief kepada pihak KUA Muncar dan Genteng,” kata Firrial
Untuk rencana tindak lanjut, sambungnya, “Kami akan menyerahkan policy brief kepada pihak PA (Pengadilan Agama, Red) Banyuwangi dan Dinas Sosial PP (Pemberdayaan Perempuan, Red), dan KB (Keluarga Berencana, Red) Banyuwangi dan menyelesaikan laporan akhir.” (msi/far)
Load more