Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 4 Kilometer

Lumajang, Jawa Timur - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, kembali terpantau mengeluarkan awan panas guguran pada hari ini, Minggu 16/01/2022 sekitar pukul 10.20 WIB. Berdasarkan data dan informasi yang dikeluarkan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Awan Panas Guguran Gunung Semeru, Terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 660 detik.

Sedangkan, Tinggi kolom abu yang berwarna kelabu teramati dengan intensitas tebal ke arah utara, kurang lebih 1.500 meter di atas puncak (± 5176 m di atas permukaan laut), dengan estimasi jarak luncur awan panas guguran ke arah Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong, kurang lebih 4000 meter dari puncak.

Secara visual, awan panas guguran ini tidak bisa di pantau secara jelas dari Pos Sawur, akibat sekitar gunung Semeru tertutup mendung. Namun kolom asap, terlihat agak jelas dari puncaknya.

Sementara dari arah Desa Oro Oro Ombo kecamatan Pronojiwo, yang berada di sisi tenggara Semeru, luncuran awan panas terlihat sangat jelas hanya di bagian bawahnya saja.

Luncuran awan panas guguran Semeru ini, juga sempat diabadikan Ima Safitri, salah satu warga Desa Oro-oro Ombo dan langsung di bagikan kesejumlah media sosial.

"Memang betul, saya juga melihat adanya awan panas guguran siang ini, asap berwarna kelabu terlihat di atas puncak Semeru, sementara luncuran awan panas terlihat ke arah Besuk Curah Kobokan, salah satu warga saya juga sempat mengambil fotony,” ujar Suhariyono salah satu Perangkat Desa Oro-oro Ombo.

Hingga saat ini, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih bersatus siaga atau Level 3.  Untuk itu, Badan Geologi PVMBG, tetap menghimbau agar masyarakat senantiasa mematuhi semua rekomendasi yang telah di keluarkan, diantaranya :

1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (Wawan S/rey)