Ngawi, Jawa Timur – Gara-gara adu fisik saat main bola, seorang pelajar SMP di Ngawi dikeroyok sejumlah pelajar SMK di sebuah tempat penitipan sepeda di sekolahnya. Video Aksi perundungan pelajar tersebut kini pun viral di media sosial.
Aksi pengeroyokan pelajar SMP tersebut belakangan baru diketahui masyarakat setelah video yang sempat direkam oleh teman pelaku viral di media sosial.
Nugroho, kepala Dusun Plosorejo, Kedunggalar membenarkan terkait kejadian dalam video amatir yang berdurasi 1 menit 9 detik tersebut. Peristiwa itu diketahui terjadi pada hari Selasa (25/1/2022), di sebuah tempat penitipan sepeda di depan sekolah korban. Tepatnya penitipan sepeda milik pak Waluyo.
“Benar itu lokasinya di Dusun Plosorejo Kedunggalar, di tempat penitipan sepeda. Disini ada enam penitipan sepeda pelajar, tapi lokasi video itu di tempat pak Waluyo, kita menyesalkan tindakan anak-anak sekolah itu, mestinya tidak begitu, dimusyawarahkan dengan baik baik kan bisa,” Kata Nugroho Kepala Dusun Plosorejo, saat dikonfirmasi di rumahnya, Kamis (27/1/1022).
Dalam video tersebut, korban G-A (15) Siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Kedunggalar Ngawi menjadi korban perundingan oleh lebih dari 5 pelajar salah satu SMK di Kedunggalar.
Mereka terus memaki-maki korban dengan kata-kata kasar, bahkan sebagian pelaku juga menendang perut korban hingga tersungkur. Meski ada pelaku yang melerai namun jumlahnya tak sebanding. Sehingga korban ditendang hingga tak berdaya.
Korban yang hanya seorang diri sama sekali tidak melawan karena tergeletak sambil menahan rasa sakit ditubuh dan kepalanya akibat dipukuli oleh lima pelajar SMK tersebut.
Kapolres Ngawi AKBP I Wayan Winaya mengaku sudah mengetahui beredarnya video aksi perundungan pelajar yang dilakukan oleh lima siswa SMK.
“Memang terjadi aksi pengeroyokan anak SMP yang dilakukan oleh sejumlah pelajar SMK, kita sudah melakukan upaya restoratif justice terhadap kasus ini, sehingga kedua belah pihak sudah bisa berdamai, baik korban berikut orang tuanya. Maupun kelima pelajar SMK yang diduga pelaku berikut orang tua masing-masing.” Ujar Wayan saat dikonfirmasi di Mapolres Ngawi.
Masih keterangan dari I Wayan, Dari hasil pemeriksaan petugas, aksi perundungan yang berujung pengeroyokan tersebut dipicu dari pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh korban bersama adik dari salah satu pelaku.
“Jadi awalnya ada pertandingan sepak bola, dimana pemainnya adalah adik dari salah satu pelaku melawan tim dari korban. Saat itu terjadi benturan fisik antara korban dengan adik dari salah satu pelaku hingga mengalami luka.”
Karena kakaknya tak terima itulah, akhirnya dia mengajak teman-temanya untuk meminta pertanggung jawaban korban (siswa SMP) dengan mendatangi sekolahnya, hingga terjadi aksi pengeroyokan, tambah I Wayan.
Diketahui, aksi pengeroyokan tersebut dilakukan di lokasi yang tertutup yaitu di belakang pertokoan, sehingga tidak diketahui oleh warga sekitar. Namun baru diketahui warga setelah videonya viral di media sosial dan group watshap.
Kini kasus tersebut telah berakhir damai, dari kedua belah pihak tidak menuntut dan sudah saling memaafkan. Polisi berharap agar orang tua maupun pihak sekolah lebih memperhatikan aktivitas anak maupun siswanya sehingga, hal serupa tidak terulang kembali. (Miftakhul erfan/ito)
Load more