Karena kondisinya memprihatinkan dan sering keluar masuk rumah sakit, pihak orang tua korbanpun berencana akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian di Polsek Ngrambe.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 3 Ngrambe Ngawi, Eko Iswaji mengaku sudah memanggil keenam pelaku yang merupakan siswi sekolah tersebut. Para pelaku yang terlibat aksi perundungan dipanggil bersama orang tuanya. Mereka sudah diminta untuk meminta maaf dan membuat surat pernyataan untuk tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
“Kami telah melakukan pembinaan kepada mereka, kita juga suruh buat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi pada tanggal 28 Januari 2022. Mereka juga sudah ada etika baik dan berkunjung ke rumah korban,” terang Eko saat ditemui di sekolah.
Tambah Eko, dirinya mengira bahwa setelah saling kunjung dan minta maaf urusannya sudah selesai, ternyata pihak sekolah baru tahu kalau korban trauma tak mau sekokah dan sering menjalani perawatan.
“Perawatan anak itu dilakukan sebelum September 2021, saya menjabat kepala sekolah di sini 28 September. Jadi anak dirawat sebelum saya kesini,” sambung Eko.
Pihak sekolah telah melakukan pembinaan khusus kepada para pelaku dan seluruh siswa-siswi SMPN 3 Ngrambe, agar kejadian serupa tidak terulang kepada siswa yang lain. Sekolah juga terus berusaha membujuk korban untuk kembali bersekolah. Pihak sekolah berjanji aksi perundungan tidak akan terulang. (Miftakhul Erfan/hen)
Load more