Surabaya, Jawa Timur – Ji Ro Lu (1,2,3) teriak sekitar 200 portir berseragam warna kuning dan hijau atau petugas jasa angkut di Pelabuan Tanjung Perak Surabaya, sambil berlari berhamburan masuk buritan kapal, saat kapal KM Gunung Dempo bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Sabtu (30/4).
Dibukanya arus mudik seiring redanya kasus Covid-19, membuat para penyedia jasa angkut ini bisa tersenyum dan bekerja lagi setelah dua tahun sepi pemudik.
Pekerjaan yang penuh resiko ini dijalani oleh sedikitnya 200 portir yang terdata di terminal penumpang Gapura Surya Nusantara. Portir adalah buruh angkut atau panggul barang bawaan milik penumpang kapal yang bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Jasa angkut barang bawaan penumpang kapal itu dipatok dengan harga bervariatif, tergantung jumlah barang dan beratnya. Dari 10 ribu hingga 100 ribu rupiah, tergantung jumlah dan berat barang bawaannya .
Muhamad Ridoi (35), salah satu buruh panggul yang telah 5 tahun bekerja di terminal penumpang Gapura Surya Nusantara menuturkan, jika dirinya sempat fakum selama 2 tahun pandemi dan kehilangan mata pencaharian utamanya sebagai portir .
Kembali dibukanya mudik dengan moda transportasi laut, membuat Ridoi kembali bisa bernafas lega.
“Alhamdulillah kami sudah bisa kerja lagi sejak dua bulan lalu. Kami aktif lagi sekarang lebaran arus mudik adalah waktu kami mendulang uang dari para pemudik,” ungkapnya.
Load more