Lumajang, Jawa Timur - Seekor sapi tiba-tiba mati saat hendak dijual di pasar hewan Rogotrunan Lumajang, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022).
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati yang pada saat kejadian berada di lokasi memastikan bahwa sapi yang mati bukan disebabkan penyakit mulut dan kuku (PMK). Menurutnya, sapi itu kelelahan dan mengalami dehidrasi akibat cuaca pada waktu itu yang sangat panas.
"Tadi ada 1 ekor sapi mati tapi bukan PMK, sapinya sudah tampak kelelahan juga karena panas disini dehidrasi akhirnya mati," kata Indah di Pasar Hewan Lumajang, Jumat (13/5/2022).
Indah menambahkan bahwa pihaknya telah menyiagakan dokter hewan serta melakukan screening terhadap hewan yang hendak masuk ke pasar hewan yang dikenal dengan pasar patok tersebut.
Sapi-sapi yang hendak masuk ke pasar patok dilakukan penyemprotan cairan disinfektan dan pemeriksaan fisik oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang.
"Kami ada tim kesehatan hewan yang akan menyemprotkan cairan disinfektan kepada mobil dan sapinya serta ada pemeriksaan kesehatan, yang sakit tidak diperbolehkan masuk," tambahnya.
Sampai hari ini, jumlah sapi terpapar PMK di Lumajang sebanyak 443 ekor dan yang dinyatakan positif sakit sebanyak 398 ekor. Selain itu juga diketahui terdapat 7 ekor sapi yang mati akibat PMK.
"Jadi cukup tinggi, 90 persen, paling parah kecamatan pasiria, senduro, kunir dan yosowilangun " imbuhnya.
Oleh karenanya, Indah menegaskan tidak diperkenankannya aktivitas perniagaan sapi dari Lumajang maupun sapi yang hendak datang ke Lumajang.
Selain itu, langkah preventif berupa pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan vitamin akan disalurkan melalui mantri hewan di setiap desa.
"Ini kita larang sapi keluar maupun masuk sesuai perintah pusat, jadi sapi-sapi ini perlu dilakukan isolasi sambil diberikan obat-obatan dan pemeriksaan rutin di kandangnya masing-masing," pungkasnya. (wso/act)
Load more