Ngawi, Jawa Timur - Meluasnya wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) telah menyebabkan beberapa warga panik akan turunnya harga sapi, termasuk warga yang ada di Dusun Tanjungrejo, Desa Kayutrejo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Untuk meghindari ancaman kerugian beberapa warga memilik untuk menjual murah sapi mereka. Hal ini mereka lakukan karena ada tiga sapi dan puluhan sapi di desa mereka yang terserang PMK.
Kepala Dusun Tanjungrejo, Suroto (52) mengatakan bahwa ada 90 ekor sapi yang sakit dan tiga ekor sapi meninggal secara bergantian dalam waktu tiga hari terakhir.
“Jumlahnya sapi itu ada 95 ekor, yang mati ada 3 yang 90 itu sakit semua. Kondisinya sapi mengeluarkan liur dan kakinya pincang bahkan ada juga yang kukunya itubsudah lepas dari kakinya,” ujar Suroto, saat ditemui di kandang sapi yang mati dua hari lalu.
Kondisi ini membuat warga semakin panik dan mengeluh karena kehilangan sapi, dimana mayoritas warga Desa Tanjungrejo adalah petani dan memiliki ternak sapi sebagai harta benda yang bisa dijual saat kebutuhan mendesak.
“Yang dijual murah itu juga sudah banyak, biasanya laku 20 juta tapi cuman laku 5 juta saja. Mereka banyak yang takut sapinya mati sehingga agar tidak rugi banyak ya dijual murah,” imbuhnya.
Sementara, menurut pengakuan Suestri (50) pemilik sapi yang mati, awalnya sapi jenis lemosin yang diketahui juga tengah hamil 4 bulan tersebut tidak mau makan, kemudian tidak bisa berdiri karena kakinya pincang, tau-tau mati.
“Yang jelas ya sedih, was-was mas, harta yang dimiliki ya cuman sapi-sapi itu. Awalnya itu nggak mau makan, nggak bisa menyusui kakinya juga luka pincang, ngiler (berliur) lalu mati,” tandas Suestri.
Lanjutnya, dari 3 ekor sapi miliknya yang masih tersisa kondisinya pun juga sakit semua. Dirinya kini hanya bisa mengobati ternaknya dengan obat dan jamu racikan seadanya dan juga penyemprotan kandang.
Warga hanya bisa berharap pemerintah setempat segera turun tangan mengatasi wabah PMK yang mulai menyerang ternak mereka. Sebelumnya dua ekor ternak sapi milik warga di Desa Majasem, Kecamatan Kendal Ngawi, juga mati akibat PMK.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi hingga kini sudah ada 336 ekor sapi terpapar PMK yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Ngawi.(men/chm)
Load more