Probolinggo, Jawa Timur – Seorang nenek bernama Tumisyah (67), asal Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, ditemukan tewas tertabrak kereta api, Jumat (20/1). Diketahui Tumisyah yang sehari–harinya tinggal bersama Kusnadi suaminya juga bersama dengan tiga cucunya, sedangkan kedua anaknya saat ini merantau bekerja di Kota Surabaya dan Malang.
Idrus Maatuki sebagai menantu keponakan Tumisyah (korban) menjelaskan, jika sebelumnya, mertuanya itu sering mengeluh lantaran tekanan hidup dan faktor usia.
“Nenek ini sempat mengeluh tidak punya uang, bahkan mengaku mengambil pinjaman di bank harian, tapi tidak tahu berapa besarannya,” terangnya.
Pada hari Kamis (19/1) kemarin, diketahui salah satu penagih bank harian datang ke rumah nenek tua tersebut. Karena tidak mampu membayar tagihannya, si penagih langsung memarahinya.
"Ya seperti bank harian itu dah, kebanyakan kan marah-marah. Ibuk saya kan juga tua," tambahnya.
Padahal keluarganya memaksa dirinya untuk berdiam di rumah, setelah ditagih hutang. Sebab, mereka khawatir terjadi apa-apa dengannya. Bahkan Tumisyah juga diperingatkan untuk tidak melintasi rel kereta, karena pihak keluarganya khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Tumisyah (korban) tertabrak kereta api Probowangi di lintasan rel 99 7/8 KM, RT 4, RW 1, Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Dalam proses evakuasinya, tubuh korban tertabrak dengan kondisi kepala terlepas dan hingga kini belum ditemukan. Sementara itu, jenazah sempat dievakuasi ke kamar mayat RSUD Dr Moh Saleh, Kota Probolinggo, sebelum dipulangkan untuk proses pemulasaran oleh pihak keluarga korban. (msn/hen)
Load more