Kotawaringin Timur, Kalteng - Warga Desa Bagendang Tengah Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pada Senin (23/5/2022) malam dihebohkan dengan penampakan buaya yang jumlahnya diperkirakan ada 6 ekor, di Sungai Sampit yang melintasi desa mereka.
"Jumlahnya mungkin ada sekitar 6 ekor, 2 ekor muncul di hilir kampung, sedangkan yang lainnya dilihat warga ada di sekitar lanting-lanting warga," ungkap Sugianto Sapran, Ketua RT setempat via telepon, Selasa (24/5/2022).
Akibat kemunculan buaya yang jumlahnya cukup banyak ini, sambung Sugianto, warganya menjadi resah. Apalagi selama ini masih banyak warga yang beraktivitas, terutama MCK, di sungai Sampit tersebut.
Diakuinya, penampakan buaya di desanya, sebenarnya bukan persoalan baru. Selama ini sesekali warga memang ada melihat reftil buas tersebut. Tapi untuk jumlah sebanyak tadi malam, baru kali ini terjadi.
"Laporan warga ke saya kemunculan buaya-buaya itu waktunya hampir bersamaan, karena itu keyakinan kami semua di sini. Itu artinya jumlah buaya itu memang banyak, yang laporan saja ada 6 ekor yang terlihat," ucapnya.
Sugianto berharap, masalah ini hendaknya bisa segera disikapi oleh instansi terkait, khususnya BKSDA. Apalagi sekarang ini sudah ada warganya yang menjadi korban akibat disambar buaya.
Dikhawatirkannya, jika tidak segera ditangani, warga mungkin bisa saja mengambil langkah sendiri terhadap buaya-buaya tersebut, yakni memburu atau membunuhnya, karena warga merasa hidup mereka terancam. Padahal kita tahu jika binatang tersebut merupakan binatang dilindungi.
Sementara itu, peristiwa konflik manusia dengan buaya yang terjadi di desa Ramban kemaren, langsung mendapat perhatian serius dari pihak BKSDA Pos Jaga Sampit.
Rencananya, hari ini, Selasa, mereka akan melakukan turun ke desa Ramban untuk melakukan observasi lapangan, untuk menentukan langkah apa yang akan diambil oleh BKSDA terhadap persoalan ini.
"Kita pelajari dulu situasi dilapangan dengan melakukan observasi, dari situ kita baru bisa mengambil langkah selanjutnya. Kami akan mempelajari penyebab kenapa buaya-buaya itu bisa muncul di sana dan menyerang manusia," terang Muriansyah, Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Selasa (24/05/2022)
Terkait keberadaan buaya tersebut, Muriansyah berharap, warga untuk sementara agar mengurangi aktivitas di sungai, terutama pada malam hari. Hal ini semata-mata untuk menghindari jangan sampai ada korban lagi akibat serangan buaya.
Banyak faktor yang menjadi penyebab buaya tersebut muncul dipemukinan penduduk, beberapa diantaranya yang paling utama yaitu rusaknya habitat buaya yang membuat mereka terpaksa harus bermigrasi atau pindah.
Kemudian, prilaku hidup warga, terutama yang tinggal di sekitar sungai yang kurang peduli dengan kebersihan, seperti membuang sampah rumah tangga ke sungai, serta memelihara ternak di pinggir sungai.
"Kebiasan-kebiasaan hidup seperti itu bisa mengundang buaya datang. Habitatnya rusak otomatis sumber makanan mereka berkurang atau habis, sehingga mereka akan mencari daerah baru. Dan sampah rumah tangga termasuk salah satu sumber makanan buaya," terang Muriansyah. (dsi/Ask)
Load more