Mamuju, tvOnenews.com - Lautan sampah sepanjang 500 meter di dalam kanal di Jalan Kelapa, Mamuju, Sulawesi Barat, dikeluhkan warga sepanjang bantaran kanal.
"Lautan sampah yang mewarnai kanal di Mamuju tersebut sebahagian besar sampah organik atau sampah plastik," ungkap Abdel pada wartawan.
Lanjut Abdel, sampah yang menumpuk di dalam kanal tersebut sudah berlangsung sejak sepuluh tahun lalu. Instansi terkait tidak pernah turun tangan membersihkan akibatnya sampah di dalam kanal menjadi lautan sampah.
"Sudah beberapa tahun ini sampah yang ada di kanal ini menumpuk, namun belum pernah menjadi perhatian serius pemerintah," kata Abdel.
Sampah organik yang menumpuk di dalam kanal tersebut juga mengakibatkan bau yang tidak sedap di sekitaran bantaran kanal.
"Warga yang melintas di sepanjang bantaran kanal yang sudah menjadi lautan sampah tersebut warga terpaksa menutup hidung. Sampah yang menumpuk di dalam kanal tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap," tutur Abdel.
Ironisnya lagi saat musim hujan kanal yang kondisinya sampah menumpuk itu mengakibatkan banjir. Akibatnya sampah yang ada di dalam kanal naik rumah warga.
"Setelah banjir surut sampah yang naik kedalam rumah warga tersebut menumpuk di dalam rumah warga. Akhirnya warga membuang kembali sampah tersebut kedalam kanal, " ungkap Rosdiana salah seorang warga lainnya.
Lurah Binanga, Firmansyah, mengakui sampah yang menumpuk tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Pihak kelurahan sudah pernah dijanji oleh Pemprov Sulbar untuk memberikan anggaran untuk membersihkan sampah tersebut. Namun anggaran tersebut dibatalkan karena ada temuan.
"Tahun ini Pemprov Sulbar kembali menjanjikan akan memberikan anggaran untuk membersihkan sampah tersebut namun hingga saat ini belum juga disalurkan," tutur Firmansyah.
Untuk membersihkan sampah yang menumpuk di dalam kanal tersebut harus ada kerja sama dari semua instansi terkait.
"Kalau pihak kelurahan yang diharapkan untuk membersihkan kanal yang sudah menjadi lautan sampah tersebut, kami tidak punya uang uang untuk membiayainya," keluh Firmansyah.
(gki/asm)
Load more