Kendari, tvOnenews.com - Empat rumah warga di Jalan Syech Yusuf, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari mengalami kerusakan yang diduga imbas dari pembangunan Rumah Sakit Permata Bunda. Salah satu pemilik rumah bernama Sarah Soraya mengatakan, bagian dinding rumahnya retak saat pembangunan RS Permata Bunda itu dilakukan.
"Semenjak mulai dikerja ini rumah sakit, saya tidak berani mi tinggal dan istirahat di kamar karna kamar ku pas di belakangnya RS dan dindingnya sudah retak. Pernah juga saya lagi di kamar mandi tiba-tiba bergetar WC kaya gempa bumi," katanya, Kamis (10/8/2023).
Ia menyebut, jika pembangunan itu terus dilakukan tanpa memperhatikan kondisi masyarakat sekitar, ia khawatir ada korban jiwa yang ditimbulkan.
Warga lainnya bernama Rahmawati (29) mengaku, getaran dari pembanguan RS Permata Bunda membuat kepanikan dan kebisingan apalagi di rumahnya ada anaknya yang masih kecil.
"Kami sangat berharap pembangunan RS Permata Bunda tidak dilanjutkan tanpa alasan apapun. Karna dampak yang sudah kami rasakan sendiri dengan getaran yang cukup kuat membuat kami panik dan ada beberapa keretakan di dinding rumah, apalagi saya sendiri punya 2 orang anak balita usia 2 dan 3 tahun," tegasnya.
Akibat kejadian itu, warga meminta bantuan dan pendampingan dari Tim Advokasi atau LBH.
Secara terpisah, Tim Advokasi, Ld Muh Dzul Fijar mengatakan, pihaknya akan mendampingi langsung warga yang menjadi korban akibat pembangunan RS Permata Bunda ini. Ia juga menyebut, dari aduan warga, mereka menemukan adanya kerugian material dan inmaterial.
Pertama, masyarakat mengalami gangguan kebisingan dari bunyi yang ditimbulkan dari pemasangan tian pancang tersebut. Pasalnya, pengerjaan pemasangan tiang pancang dilakukan pada pagi hari di waktu libur disaat warga sedang asik beristirahat.
"Tepat disamping pemasangan tiang pancang itu, ada orang tua sakit-sakitan (stroke). Justru tidak bisa beristirahat karena kebisingan yang ditimbulkan dari metode pemasangan tiang pancang. Juga ada bayi yang baru saja lahir mesti mendengar kebisingan yang ditakutkan akan mengalami ketulian akibat suara bising yang ditimbulkan dari metode kerja pembangunan RS. Permata Bunda," tegasnya.
Kedua, terjadi keretakan pada 4 rumah warga sekitar yang bersebelahan langsung dengan tembok ditancapkan tiang pancung.
Keretakan terjadi pada hampir semua sudut rumah milik warga. Pasalnya, tiang pancang itu terpasang hanya dibatasi oleh pagar yang tebalnya tidak kurang dari 40 centi meter.
"Dengan jarak yang begitu rapat itu, sudah pasti akan menimbulkan keretakan pada rumah warga. Apalagi tiang pancang itu tingginya 6-7 meter dengan lebar hampir 1 meter," tambahnya.
Sementara itu, Perwakilan Rumah Sakit, Carles Asiku mengaku belum melihat langsung kerusakan rumah yang dialami oleh warga, meski demikian pihaknya berjanji akan meninjau rumah warga yang terimbas dalam waktu dekat.
“Rencananya satu dua hari ini saya datang kesana, saya pantau, kalau untuk biaya ganti rugi ya insya allah. Karena pekerjaanya kan sudah dihentikan sekarang,” katanya.
Belakangan diketahui, Rumah Sakit tersebut akan dibangun menjadi delapan lantai yang kini proses pengerjaannya telah dihentikan akibat banyaknya keluhan dari warga setempat.
Warga juga mengaku sudah dimediasi oleh ketua RT dan Lurah dan telah bertemu dengan pihak Rumah Sakit, namun mereka tetap menolak dan meminta agar pekerjaan itu dihentikan.
(emr/asm)
Load more