Warga Baubau Berburu Penganan Khas, Menu Sajian Tradisi Haroa di Malam Pertama Ramadhan

Baubau, tvOnenews.com - Antusias warga Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, salah satunya dengan berburu penganan khas untuk disajikan sebagai menu pelengkap dalam tradisi Haroa yang biasa digelar di malam pertama Ramadhan.

Penganan khas seperti onde-onde, waje atau wajik, baruasa, kue bolu, kue cucur dan berbagai penganan khas lainnya diserbu warga yang didominasi kaum ibu. Tak jarang pedagang kue kewalahan melayani warga yang membeli berbagai macam penganan khas tersebut. Kue-kue ini nantinya akan disajikan di atas talang bersama nasi ketan, telur goreng dan olahan ayam yang disebut manu nasu wolio.

"Kita biasa belanja kue-kue untuk isinya talang karena setiap malam pertama puasa biasa kita Haroa, kita harus cepat beli karena takut tidak kebagian soalnya tidak sempat mi kita bikin sendiri," tutur Tina, salah satu warga yang ikut berburu penganan khas di pasar Karya Nugraha Baubau, Senin (11/3/2024).

Para pedagang kue musiman terlihat ramai membuka lapak di pasar-pasar untuk menjual penganan khas tradisional yang banyak diborong di setiap menjelang Ramadhan maupun perayaan hari besar lainnya seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Ambo Dale, salah satu pedagang kue di pasar Karya Nugraha, mengaku berbagai macam penganan khas yang dijualnya sejak kemarin diserbu warga yang kebanyakan ibu-ibu. Ambo Dale sudah puluhan tahun menjual kue-kue khususnya penganan khas yang akan disajikan dalam tradisi Haroa.

"Setiap awal Ramadhan kami menjual kue-kue untuk isi talang seperti onde-onde, baruasa, bole dan cucur, kita jual juga perpaket untuk isi satu talang, sudah begini mi setiap awal Ramadhan, idul Fitri dan idul adha, selalu ramai pembeli karena ini sudah tradisi," ungkap Ambo Dale.

Dalam budaya masyarakat Kota Baubau yang merupakan wilayah eks Kesultanan Buton memiliki sebuah tradisi menyambut bulan suci Ramadhan dengan menggelar ritual Haroa dengan memanjatkan doa sebagai wujud rasa syukur di malam pertama Ramadhan. Tradisi turun termurun ini digelar di masing-masing rumah warga yang dipimpin seorang Lebe atau perangkat adat.