Kendari, Sulawesi Tenggara - Tangis pecah mewarnai pelaksanaan proses vaksinasi perdana di SDN 2 Kendari dan SDS Katolik Pelangi untuk anak umur 6-11 tahun di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (19/1). Di SDN 2 Kendari sendiri beberapa anak terpantau harus menangis histeris sembari memeluk orangtua atau wali yang mendampingi mereka. Bukan karena takut divaksin tetapi suasana kejiwaan anak yang takut pada jarum suntik membuat petugas sempat kewalahan melayani siswa-siswa yang akan divaksin.
"Namanya anak-anak pasti takut di suntik. Apalagi sudah lihat teman yang menangis makanya ikut-ikutan menangis. Tapikan sudah ada dokter anak juga yang tangani," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum.
Hal yang sama juga terjadi di SD Swasta Katolik Pelangi, sebagaian dari mereka terlihat histeris bahkan ada siswa yang langsung tertidur. Alasannya karena mengantuk usai mendapat suntikan vaksin jenis sinovac ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum mengatakan, petugas memang harus bekerja keras untuk bisa membujuk siswa yang akan divaksin.
Kendati demikian, pelaksanaan vaksinasi perdana ini berjalan lancar. Orang tua siswa sangat antusias mengikuti vaksinasi itu. Mereka secara sadar diri mendampingi anaknya agar buah hati mereka bisa terhindar dari wabah pandemi Covid-19.
Di tempat yang sama, Kapolres Kendari, AKBP Didit Erfianto mengatakan, pihaknya sudah membekali petugas yang berjaga agar anak tak takut divaksin. Meski harus menangis, namun berkat salah satu strategi petugas semua bisa terlaksana dengan baik.
"Kami ajak cerita anak-anak ini. Saya tanya namanya, kelas berapa, cita-citanya dan beberapa pertanyaan lainnya. Saat anak-anak ini kita tanya dan alihkan perhatiannya, petugas mulai memberikan suntik vaksinasi. Jadi, mereka tidak akan sadar kalau sudah di vaksin," ujarnya.
Tak hanya itu, ada permen yang diberikan kepada anak-anak tersebut. Mereka mau menjalani vaksin karena diberi permen dan saat disuntik mereka fokus dengan permen tersebut.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa bernama Harmawati mengaku anaknya menangis dan ketakutan karna ada siswa sebelumnya dan berdekatan dengan anaknya menangis. Akhirnya, anaknya juga ikut menangis.
"Tapikan ini demi kebaikan anak-anak kami. Tidak ada paksaan juga dari pihak sekolah. Saya mau memang anak ku divaksin" bebernya.
Untuk diketahui,hari ini petugas kepolisian menyelenggarakan vaksinasi perdana anak umur 6-11 tahun di 238 titik yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini merupakan syarat bagi sekolah yang akan menggelar proses belajar tatap muka. Diharapkan dengan pemberian vaksin ini bisa meningkatkan kekebalan tubuh anak agar terhindar dari paparan virus covid19.
(Erdika Mukdir / ASM)
Load more