Kerinci, Jambi - Rekaman video yang memperlihatkan beberapa orang diduga siswa SMP di Kabupaten Kerinci, Jambi, yang melakukan perundungan terhadap temannya di ruangan kelas dan lokasi lain nya viral di medsos.
Aksi Bully tersebut bukan hanya sekali, namun di lakukan berkali kali oleh pelaku terhadap korban di beberapa lokasi yang berbeda.
Dalam video pertama berdurasi 15 detik, tampak pelaku menarik korban saat duduk di bangku dan memukul korban hingga membenamkan kepala korban di dalam kolam yang diduga dilakukan di dalam kelas dan area sekolah dengan disaksikan siswi lainnya.
Sedangkan, video kedua yang berdurasi 1 menit, korban dianiaya oleh pelaku yang memakai jilbab dengan berseragam sekolah dan di saksikan oleh beberapa teman pelaku lain nya
Pelaku pun tidak segan langsung memukul korban dengan disaksikan oleh teman pelaku lainnya. Korban yang dipukul dibagian kepala hanya terdiam dan di ikuti aksi bully yang dilakukan oleh beberapa teman pelaku lainnya yang terlibat dalam perundungan tersebut.
Informasi yang beredar di media sosial, aksi tersebut terjadi di salah satu SMP di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Bahkan informasinya, salah satu pelaku adalah seorang anak oknum anggota DPRD Kerinci.
Terkait viralnya video tersebut, Plt Kapolsek Kayu Aro IPTU Sugiarto ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Ya,benar ada kejadian, kami dapat kabar dari Vidio yang beredar, dan setelah di telusuri dan penyelidikan anggota kapolsek kayu Aro mengetahui kejadian tersebut terjadi di SMP 23 Desa Sungai Tanduk Kecamatan Kayu Aro." Ujar kapolsek.
Kapolsek Kayu Aro, IPTU Sugiarto menambahkan, kejadian perundungan tersebut terjadi pada selasa (06/12/0222) dan Sabtu (10/12/2022) sekira pukul 11.00 WIB di rungan kelas SMPN 23 Kerinci, Desa Sungai Tanduk, Kecamatan Kayu Aro.
"Kita telah dilaksanakan Mediasi yang dilakukan oleh para pelaku Siswa SMPN 23 Sungai Tanduk Kerinci yang viral di Media sosial dan mediasi difasilitasi oleh Kepala Sekolah SMPN 23 Kerinci dan diihadiri oleh orang tua Korban dan orang tua para pelaku . "Ujar Sugiarto.
Dari hasil mediasi kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan kedua belah pihak siap untuk tidak mengulangi perbuatan dan tidak ada balas dendam serta biaya pengobatan korban ditanggung oleh orang tua para pelaku.
"Kedua belah pihak sepakat berdamai dan kita berharap dan memberikan edukasi kepada para siswa dan siswa agar tidak melakukan aksi yang serupa tidak terulang kembali karena merupakan perbuatan yang tidak terpuji,"pungkas Iptu Sugiarto. (Aai/mii)
Load more