Gunungkidul, DIY - Wajib prokes khususnya aturan jaga jarak, sekolah di Kabupaten Gunungkidul mengalami kendala dalam proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Desain meja kelas yang memang diperuntukkan bagi 2 pelajar menjadi alasan utama.
Cara ini, lanjut Winarno, bisa diterapkan agar tetap ada pembatas antar siswa meskipun duduk dalam satu meja yang sama.
"Jadi antar siswa nantinya akan dipasang partisi di bagian tengah meja," kata Winarno.
"Dalam waktu dekat penggunaan partisi ini akan disosialisasikan lebih lanjut ke sekolah-sekolah," ujar Winarno.
Ia menambahkan, upaya untuk meningkatkan efektivitas protokol kesehatan (prokes) saat ini juga sudah dilakukan, termasuk mendistribusikan alat thermogun atau pengukur suhu.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Gunungkidul, Tijan mengatakan, terkait kendala tersebut pihaknya akan meninjau lebih lanjut, berikut melakukan kajian untuk solusinya.
Namun untuk memastikan jarak antar pelajar sesuai ketentuan prokes Covid-19, sebagai solusi sementara masing-masing sekolah tetap diperkenankan membagi waktu PTM menjadi 2 sesi.
"Hal itu bisa diterapkan menyesuaikan jumlah peserta didik dan kondisi ruangan," terang Tijan.
Sebelumnya, Kepala SMP Negeri 3 Wonosari, Lilik Haryanto, sempat mengaku dilema dengan PTM 100 persen. Karena di sekolahnya ruang yang tersedia cukup terbatas, yakni 18 kelas untuk 574 siswa.
"Untuk menyiasati agar seluruh pelajar bisa masuk di hari yang sama, kami membagi waktu pembelajaran dalam dua sesi. Namun jika seluruhnya masuk di waktu yang sama, maka sudah pasti akan kesulitan dalam menjaga jarak sesuai prokes," kata Lilik saat ditemui Selasa (04/01/2022) kemarin. (Lucas Didit/Buz)
Load more