Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk memperhatikan inflasi dan tim penanganan inflasi di tingkat nasional maupun daerah.
Inflasi Januari 2023 sebesar 5,28 persen year-on-year (yoy) atau terjadi peningkatan sebesar 0,34 persen month-to-month (mtm). Kenaikan ini dipengaruhi faktor Core Inflation di level 3,3, Administered Price Inflation di level 12,3, dan Volatile Food Inflation di level 5,7.
“Karena faktor inflasi ini tidak hanya berasal dari sisi permintaan atau sering disebut Core Inflation, namun juga berasal dari faktor-faktor yang sifatnya bisa menimbulkan shock,” kata Sri, saat konferensi pers APBN Kita Edisi Januari 2023, secara daring, Rabu (22/2/2023).
Lebih lanjut dia menjelaskan faktor-faktor yang bersifat shock antara lain harga pangan, terjadi panen berlebihan, atau terjadi situasi perang seperti yang dialami negara Ukraina.
Selain itu juga dipengaruhi oleh harga-harga yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini air minum, rokok, dan tarif dari angkutan.
Pada inflasi Administered Price berada di level 12,3, Menteri Sri mengatakan angka ini akan turun pada bulan September 2023. Hal ini terjadi lantaran Indonesia mengalami kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September 2022.
“Maka inflasi kontribusi Administered Price masih akan cukup tinggi, nanti baru basenya mengalami penurunan pada bulan September 2023 ini,” jelasnya.
Kemudian pada faktor Volatile Food terjadi tren positif sebab Indonesia mampu mengendalikan Volatile Food sesudah terjadi lonjakan inflasi pada Juli 2022.
Meski begitu, saat ini Volatile Food berada di level 5,7, pemerintah akan mewaspadai terjadi lonjakan harga pangan menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
“Kita masih harus waspada karena dalam dua bulan ke depan, Maret dan April ini adalah faktor musiman dengan masuknya Ramadhan dan Hari Raya di mana permintaan akan meningkat, mobilitas masyarakat juga melonjak, jadi ini menjadi antisipasi kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Core Inflation akan menjadi perhatian Bank Indonesia untuk dikelola melalui kebijakan moneter. Sehingga kerja sama antara pemerintah dengan Bank Indonesia serta berbagai jenjang pemerintah pusat dan daerah mampu mengendalikan inflasi Infonesia pada level yang relatif moderat dibandingkan negara-negara maju. (agr/ree)
Load more