Langkah Proaktif
Untuk mengantisipasi dampak krisis di Timur Tengah, Said Abdullah juga meminta pemerintah proaktif dalam menyikapi konflik Iran-Israel, dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. “Saya meminta pemerintah proaktif melakukan langkah-langkah strategis,” kata Said Abdullah.
Dia mengakui hal tersebut bukan upaya yang mudah, mengingat pembelaan Amerika Serikat dan Inggris yang begitu kuat kepada Israel.
Terlebih, bila dilihat dari sisi keuntungan ekonomi, eskalasi di Timur Tengah yang mendongkrak harga minyak dunia menguntungkan kedua ‘blok politik’ besar, yakni Tiongkok dan Rusia dengan Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Kanada yang sama-sama produsen minyak bumi dan senjata besar di dunia.
Namun, Said Abdullah berharap Pemerintah Indonesia bisa mendorong lembaga internasional untuk lebih memiliki makna dalam upaya penciptaan perdamaian dunia.
Selanjutnya, dia juga meminta pemerintah proaktif dalam mengamankan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan di dalam negeri. Pasalnya, data 2023 menunjukkan Indonesia bergantung pada impor minyak mentah dan hasil minyak sebesar rata-rata 3,5 juta ton per bulan. Jika perang masih berlanjut, jalur suplai minyak bumi melalui Selat Hormuz akan terganggu.
“Apalagi Iran termasuk 10 negara terbesar dunia yang memproduksi minyak buminya hingga 3,45 juta barel per hari pada 2023. Dampak kenaikan harga minyak dunia akan menjadi beban besar bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita,” ujar Said Abdullah. (ant)
Load more