Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan kondisi perekonomian negara mengalami penurunan saat laju penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
“Pandemi Covid-19 juga memainkan peran sentral dalam dampaknya terhadap produktivitas di hampir setiap Negara ASEAN. Baik angkatan kerja Indonesia maupun Filipina telah kehilangan pekerjaan (sementara atau permanen) atau mengalami pengurangan beban kerja. Lockdown di separuh negara memainkan faktor utama dalam penurunan pendapatan,” kata Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Rizal M. Damanik dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Rizal menuturkan, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi pada tahun 2030-2040. Di mana penduduk usia produktif usia 15-64 tahun mencapai 64 persen dari total proyeksi penduduk 297 juta. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Data dari Sensus Penduduk Indonesia juga menyebutkan, bahwa jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi sebanyak 270,20 juta pada tahun 2020, dibandingkan sebanyak 237,63 juta pada tahun 2010.
Tingginya penambahan populasi penduduk, kata Rizal, kemudian dapat membantu pemerintah dalam menciptakan ekosistem politik dan ekonomi yang kondusif melalui pembangunan sumber daya manusia yang unggul.
Pada bulan Februari tahun 2020 pun, Survei Angkatan Kerja Nasional menyatakan angkatan kerja milenial mencapai 51 juta orang. Tenaga kerja generasi X juga masih mencapai 45 juta orang.
“Tapi Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2020, kedua kelompok umur angkatan kerja tersebut mengalami penurunan. Namun, pada bulan Agustus 2021, terjadi peningkatan lagi, terutama pada dua kelompok umur yaitu pada 48 juta orang di kelompok milenial dan 45 juta orang di kelompok generasi X. Artinya Covid-19 masih berpengaruh,” ujar dia.
Load more