Probolinggo, Jawa Timur - Pandemi Covid-19 sempat menghantam usaha para pengrajin anyaman limbah tali plastik di Kota Probolinggo. Meski sempat kesusahan hingga nyaris tidak beroperasi lagi, kini perlahan-lahan para pengrajin mulai bangkit kembali menyongsong era kenormalan baru.
Salah satu pengrajin anyaman brunang dari limbah tali plastik asal Kelurahan Kademangan Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo,Sutanto (60) mengatakan perjalanannya mempertahankan usaha yang sudah dirintisnya selama puluhan tahun ini, dirasa sangat berat ketika dihantam Pandemi Covid-19.
"Akibat pademi pada bulan-bulan itu kita kehilangan pendapatan, saat itu saya tidak memikirkan hilangnya omset. Tetapi lebih memikirkan bagaimana nasib para pegawainya yang berjumlah 8 orang agar tidak sampai kehilangan pekerjaan. Beruntung saat itu masih ada pesanan meski dalam jumlah sangat terbatas,” kata Sutanto
Periode Maret - Agustus lalu merupakan periode tersulit dalam perjalanannya sebagai perajin. Karena saat itu, angka penderita Covid-19 di Indonesia sedang mengalami kenaikan dan terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota.
"Paling pesanan hanya 40 persen saja, itu pun menyelesaikan sisa pesanan sebelum saat pandemi," kata Sutanto.
Halangan lain muncul ketika ada pesanan dalam jumlah cukup lumayan, namun perusahaan ekspedisi pengiriman barang banyak yang tidak beroperasi.
"Ekspedisi banyak yang tidak beroperasi. Jika pun ada, biasanya harga mereka cukup tinggi. " keluh Sutanto.
Metode penjualan lewat kanal daring telah diadopsi, namun pelaku usaha tetap akan kesulitan mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.
“Bagaimanapun penjualan lewat metode take away dan online tidak bisa menggantikan dine-in. Selain itu tidak semua jenis produk bisa dipasarkan secara daring,” tambah Sutanto.
Dampak ini juga tak bisa dihindari oleh bisnis restoran dan rumah makan berskala UMKM. Laporan Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa sekitar 60 persen UMKM bergerak di bidang pangan.
Demi mencegah tekanan ekonomi yang makin buruk, Sutanto berharap agar pemerintah mengambil langkah tegas dalam implementasi kebijakan.(Syahwan Kamahina/put)
Load more