Jakarta - Investasi dan kemitraan antara pihak publik dan swasta menjadi salah satu kunci untuk menciptakan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh.
Bambang mengatakan, pembangunan infrastruktur berkelanjutan harus dikembangkan. Sebab, pembangunan indfrastruktur berkelanjutan ini akan menjadi katalis untuk mewujudkan pemulihan yang hanya dapat dilaksanakan dengan pendekatan multilateralisme dan kerja sama internasional yang koheren dan inklusif.
Investasi yang lebih besar pun, kata Bambang, dibutuhkan oleh negara-negara berkembang berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Sebab, permasalahan infrastruktur mereka lebih kompleks, antara lain berkaitan dengan ketersediaan air dan sanitasi, energi, listrik, serta transportasi.
Apalagi, pembangunan berkelanjutan yang merupakan agenda prioritas, susah terwujud karena adanya keterbatasan kapasitas fiscal. Karena itu diperlukan pendanaan kreatif dan inovatif terutama bagi negara miskin dan berkembang.
“Skema kemitraan publik-swasta atau public private partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi jawaban untuk mengembangkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” ujarnya.
Bambang menjelaskan bahwa skema PPP menawarkan keuntungan yang tidak hanya mengenai efisiensi bagi pemerintah tetapi juga memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sektor swasta dalam proyek tersebut.
Meskipun demikian, kata mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ini, pemerintah perlu memberikan insentif yang tepat. Insentif itu diberikan, baik kepada sektor publik maupun swasta. “ Hal ini untuk menarik mereka agar mau bekerja sama atau berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” kata Bambang.
Menurut dia, investasi berkelanjutan perlu terus tumbuh untuk mengurangi dan memitigasi kerusakan lingkungan maupun ekonomi yang disebabkan oleh perubahan iklim. Prinsip Environtmental, Social, and coorporate Governance (ESG) harus diterapkan karena merupakan inti dari investasi berkelanjutan.
Prinsip ESG merepresentasikan berbagai kegiatan seperti dukungan terhadap ekonomi hijau, mendorong aktivitas rendah emisi karbon hingga pembangunan infrastruktur dengan nol emisi. “Investasi atau keuangan berkelanjutan ini nantinya akan menghasilkan infrastruktur yang tangguh dan adaptif sehingga menciptakan dampak transformatif terhadap kualitas hidup masyarakat,” ujarnya. (hw/ebs)
Load more