Jakarta, tvOnenews.com – Rupiah pagi ini, Kamis (15/12/2022), melemah 17 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.610 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya: Rp15.593 per dolar AS.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pagi ini melemah seiring kekhawatiran pasar akan masa resesi ekonomi.
"Pasar mengkhawatirkan lingkungan suku bunga tinggi bisa mendorong perekonomian masuk ke masa resesi," kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra, Kamis (15/12/2022).
Semalam, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,25 persen sampai 4,5 persen atau ke titik tertinggi dalam 15 tahun.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) pun siap menaikkan bunga lagi meskipun dilanda resesi.
Pengumuman kebijakan BoE terjadi beberapa jam setelah The Fed menaikkan suku bunga setengah poin persentase dan mengisyaratkan lebih banyak kenaikan biaya pinjaman pada akhir 2023.
Otoritas Moneter Hong Kong (Hong Kong Monetary Authority/HKMA) turut menaikkan suku bunga dasarnya yang dibebankan melalui jendela diskon sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen setelah The Fed menyampaikan kenaikan suku bunga dengan margin yang sama.
Selain menaikkan suku bunga acuan, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan kebijakan kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan moneter masih belum selesai meskipun kenaikan saat ini tidak sebesar kenaikan sebelumnya, yakni 75 basis poin.
The Fed melihat tekanan inflasi di AS masih tinggi karena masih jauh dari target 2 persen meskipun saat ini mulai menunjukkan penurunan.
Maka dari itu, Ariston berpendapat penegasan Powell tersebut bisa memicu pelemahan rupiah hari ini. Potensi pelemahan ke kisaran Rp15.620 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.560 per dolar AS.
Pada Rabu (14/12/2022), rupiah ditutup menguat 64 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp15.593 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya: Rp15.657 per dolar AS. (ant/nsi)
Load more