Keren, Pemuda di Kudus Rancang Kursi Roda Elektrik Untuk Penyandang Disabilitas

Kudus - Bosan menganggur usai lulus kuliah di masa pandemi,  seorang pemuda di kudus, Jawa Tengah berkreasi membuat kursi roda elektrik. Kursi roda yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas yang bisa berjalan dan digerakkan dengan tenaga baterai tersebut rencananya akan diproduksi secara massal dan dijual ke masyarakat.


Fikri Hanif Wijaya, pemuda 24 tahun lulusan UII Yogyakarta angkatan 2015 ini membuat kursi roda elektrik karena kebosanannya menganggur saat pandemi virus corona melanda. 

Bermodalkan nekat dan ilmu yang didapat, dia kemudian mencari donatur untuk membiayai risetnya. Hingga akhirnya risetnya tersebut membuahkan karya, sebuah kursi roda bermesin lengkap dengan bangku hidrolis.
 

“Awalnya sudah pernah mencoba bikin kursi roda saat kuliah dulu, sekarang mencoba lagi dengan mempelajari referensi kursi roda dari produk luar. Alhamdulillah setelah ada donatur bisa bikin lagi, lama membuatnya sekitar satu bulan.” Kata Fikri saat ditemui, Kamis (14/10)

Fikri bercerita, bukan kali pertama ini dia mencoba untuk membuat kursi roda elektrik. Ketika masih kuliah, dia sempat mengikuti pertukaran pelajar di Thailand dan mengembangkan ide tersebut di sana. 

Setelah lulus dan pulang ke kampung halamannya di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah dia pun mencoba lagi idenya tersebut. Biaya yang dihabiskan untuk membuat satu kursi roda pun bisa dibilang lumayan banyak. Yakni sekitar Rp 18 juta. 

Biaya itu untuk membeli berbagai part kursi roda kreasinya yang sebagian besar didatangkan dari luar negeri. Untuk pengoprasian kursi roda, Fikri dan timnya membekali sebuah joystick untuk mengatur maju, mundur, dan belok dari si kursi roda elektrik buatannya itu. Satu pegas hidrolik juga disematkan untuk memudahkan penggunanya menyesuaikan ketinggian. 

Sementara untuk kecepatannya sendiri, kursi roda elektrik buatan Fikri dibekali dengan mesin yang menghasilkan tenaga 70 RPM. Sehingga bisa berjalan dengan kecepatan maksimal 15 sampai 20 km/jam. Sedangkan proses pengerjaan kursi roda sendiri memakan waktu kurang lebih satu bulan.

Sementara pemerintah desa setempat mendukung karya yang diciptakan fikri tersebut. Kursi roda elektrik yang digerakkan dengan mesin bertenaga baterai dan diperuntukkan bagi penyandang disabilitas maupun lansia itu rencana bakal dibandrol dengan harga Rp25 juta per unit.

“Harapannya dengan adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk pemkab Kudus melalui dinas terkait, nantinya kursi roda karya Fikri akan disempurnakan dan diproduksi secara massal dan dijual di masyarakat. Semoga bisa ditekan lagi biaya produksinya sehingga harga jual bisa lebih murah.” Kata Kepala Desa Getas Pejaten, Kusnadi saat ditemui di lokasi pembuatan kursi roda elektrik tersebut.