Bukan Debu atau Cuaca, Ternyata Kekurangan Vitamin D Bisa jadi Biang Masalah Rhinitis Alergi yang Tak Kunjung Sembuh!
- unsplah.com/Towfiqu barbhuiya
tvOnenews.com - Selama ini banyak orang mengira penyebab utama rhinitis alergi adalah debu, serbuk bunga, atau perubahan cuaca yang ekstrem.
Namun, sebuah penjelasan menarik dari kanal YouTube KalbeMed membuka fakta baru bahwa ternyata kadar vitamin D di dalam tubuh juga bisa berpengaruh besar terhadap munculnya dan tingkat keparahan rhinitis alergi.
Rhinitis alergi sendiri merupakan kondisi peradangan pada saluran pernapasan bagian atas, terutama hidung, yang terjadi karena reaksi sistem imun terhadap alergen tertentu seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau udara dingin.
Gejalanya bisa berupa hidung meler, tersumbat, bersin-bersin, hingga mata berair.
Biasanya orang mengatasinya dengan obat antihistamin atau semprotan hidung, tapi ternyata jika kadar vitamin D seseorang rendah, gejala itu bisa sulit mereda.
Dilansir dari YouTube KalbeMed, vitamin D ternyata memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan sistem imun tubuh.
“Vitamin D dapat menstimulasi sistem imun untuk melawan berbagai infeksi dan sebaliknya juga dapat menekan atau mengontrol respons imun yang berlebihan misalnya pada penyakit autoimun," ujar dokter Ester.
"Vitamin D juga berperan penting dalam mengurangi risiko terjadinya reaksi alergi dengan mengaktivasi sel-sel imun regulator tertentu yang mencegah pelepasan zat-zat kimia yang dapat menyebabkan atau memperburuk reaksi alergi,” sambung dokter Ester dalam video.
Dengan kata lain, vitamin D berperan ganda: memperkuat pertahanan tubuh dan sekaligus menenangkan sistem imun agar tidak bereaksi berlebihan terhadap alergen yang masuk.
Itulah sebabnya, ketika seseorang kekurangan vitamin D, tubuh menjadi lebih rentan terhadap peradangan, termasuk reaksi alergi yang berlebihan pada hidung.
Masih menurut KalbeMed, vitamin D juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan mukosa hidung.
“Vitamin D berperan dalam mengurangi risiko rhinitis alergi melalui beberapa aktivitas yaitu dengan mempertahankan integritas mukosa hidung dan memiliki efek langsung terhadap berbagai sel-sel imun yang dapat menghambat peradangan serta menghambat produksi IgE,” demikian penjelasannya.
Sebagai informasi, IgE atau Immunoglobulin E adalah antibodi yang memicu reaksi alergi.
Jika kadar IgE meningkat, maka gejala seperti bersin terus-menerus, hidung gatal, dan mata merah akan semakin parah.
Load more