tvOnenews.com, Kesehatan - Diabetes atau penyakit gula ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal.
Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Namun pada penderita diabetes, glukosa tersebut tidak dapat digunakan oleh tubuh.
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius sehingga menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
Melansir dari laman Halodoc, terdapat dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi insulin sama sekali.
Sedangkan diabetes tipe 2, tubuh tidak membuat cukup insulin atau sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara normal.
Freepik/jcomp
Ada tiga gejala khas pada penyakit diabetes tipe 2 yang perlu dikenali masyarakat sehingga mereka bisa segera berkonsultasi dengan dokter jika merasakan gejala-gejala tersebut.
Ketiga gejala itu yakni turunnya berat badan tanpa penyebab yang jelas, sangat sering buang air kecil dan sering merasa haus, kata dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD, KEM.
Tiga gejala ini juga perlu diwaspadai mereka dengan berat badan berlebih atau bahkan obesitas berapapun usianya.
Selain tiga gejala itu, diabetes juga ditandai dengan badan terasa cepat lelah, kesemutan, gatal, pandangan kabur, gangguan ereksi pada laki-laki, serta gatal-gatal di kemaluan pada perempuan.
Kemudian, bagi yang tidak merasakan gejala apapun namun sudah memasuki usia 40-45 tahun maka sebaiknya segera periksa gula darah untuk memastikan kondisi gula darah normal.
Pada mereka yang sudah terlanjur terdiagnosa diabetes maka usahakan kondisinya terkontrol dengan baik misalnya dengan hasil pemeriksaan HbA1C (hemoglobin A1c) di atas angka 6,5. Dia bisa kembali melakukan kontrol ke dokter setiap 3-4 bulan.
Tetapi, pada pasien yang gulanya masih baru terdiagnosis misalnya 200 miligram per desiliter (mg/dL) atau lebih dari itu, maka biasanya diminta kontrol kembali ke dokter pada bulan berikutnya.
"Kalau perlu bila ada gejala dua minggu kemudian suruh datang. Jadi, seberapa sering kontrol tergantung seberapa berat kondisi pasien, seberapa banyak yang dikeluhkan pasien. Semakin banyak, berat, maka semakin sering kontrolnya," kata Wismandari, dikutip dari laman Antara.
Diabetes mengacu pada sekelompok penyakit yang mempengaruhi bagaimana tubuh menggunakan gula darah atau glukosa. Penyebab yang mendasari penyakit ini bervariasi menurut jenisnya (tipe 1 atau 2).
Namun apa pun jenis diabetes, yang terjadi ialah kelebihan gula dalam darah dan hal ini akan memunculkan masalah kesehatan yang lebih serius salah satunya penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular sendiri termasuk salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada penderita diabetes. Mereka dengan diabetes dua kali lebih mungkin mengalami penyakit jantung atau stroke daripada seseorang yang tidak menderita diabetes.
Penyakit kardiovaskular yang sering terjadi sebagai komplikasi pada diabetes adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke dan penyakit arteri perifer (PAP).
Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 mencatat prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan baru sekitar 25 persen penderita diabetes yang mengetahui dirinya menyandang diabetes.
Prevalensi penyakit ini pada penduduk berusia ≥15 tahun mencapai 10,9 persen atau hampir meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Menurut estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016, diabetes termasuk salah satu dari penyebab kematian terbanyak di Indonesia, berkontribusi 6 persen dari seluruh total kematian. (chm/Mzn)
Nonton dan subscribe YouTube tvOnenews.com:
Load more