Sleman, DIY - Pemerintah berencana memberlakukan PPKM Level 3 mulai 24 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022. Kebijakan ini diambil sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 saat libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Keputusan pemerintah ini membuat pelaku wisata di Yogyakarta deg-degan. Direktur PT Taman Wisata Candi (PT TWC) Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko Edy Setijono bahkan mengaku dilema dengan kebijakan tersebut.
"Ini pertanyaan menggembirakan tapi menyedihkan juga, jadi kita senang karena pemerintah sigap terhadap kondisi tapi di sisi lain ini juga menyisakan permasalahan yang harus kita selesaikan juga," kata Edy berbicara tentang wisata Yogyakarta di masa Nataru, Jumat (3/12/2021).
Dijelaskan Edy, kebijakan PPKM Level 3 saat libur Nataru membuatnya harus jungkir balik kembali ke titik nol. Pasalnya saat ini kunjungan wisatawan di Candi Prambanan dan Borobudur tengah merangkak naik.
"Kalau kita ambil dari data di Agustus, September, Oktober, November sudah mulai naik pergerakan wisatawan, tetapi dengan keluarnya kebijakan di akhir tahun nanti dengan pembatasan yang lebih ketat ini kemudian membuat grafik itu pasti akan jungkir balik lagi," ungkapnya.
Sebagai contohnya, kata Edy, jumlah kunjungan wisata pada bulan Juli 2021 masih sedikit sekali. Namun memasuki bulan Agustus, September, Oktober sudah mulai naik dari 1.000 hingga 2.000 orang saat hari biasa.
Bahkan saat hari libur akhir pekan, wisatawan yang datang bisa mencapai angka 3.000 orang. Angka itu, disebut Edy, sangat banyak untuk saat ini.
"Tiga ribu itu sekarang banyak, tapi dulu itu sedikit sekali. Tiga ribu itu untuk weekday di masa sebelum pandemi ya sekitar 30 persen," ucap Edy.
Dengan pemberlakuan PPKM Level 3, lanjut Edy, pasti akan berdampak pada semua kegiatan wisata dan unsur yang terlibat. Tak hanya kawasan wisata, para pelaku wisata yang bergantung pada operasional destinasi juga pasti akan terdampak.
"Kita harapannya di akhir tahun mulai naik karena yang kita jaga itu tidak hanya kawasan wisata saja tapi pelaku wisata yang bergantung pada kawasan ini, pelaku wisata yang bergantung ke Prambanan, pelaku wisata yang bergantung ke Borobudur, kalau ini tidak ada kunjungan mereka juga tidak berakses ke market," tegasnya.
Edy berharap kebijakan PPKM Level 3 yang dikeluarkan pemerintah pada akhir tahun nanti sebagai solusi tepat yang terakhir kali.
"Kami berharap ini adalah treatment yang tepat yang terakhir, sehingga kalau kita dengan ketat nanti harapannya selesai masalah, tidak akan ada thrid wave (Covid-19 gelombang tiga), moga-moga ini gak ada sehingga betul-betul Indonesia selesai sampai akhir tahun awal tahun tapi kita bisa rebounds gitu, jadi kita punya harapan di situ," urainya.
"Kita sedih sekarang tapi kita punya harapan ke depan yang lebih bagus karena kita ingin di 2022 khususnya paling lama di semester dua itu sudah mulai recover, karena industri ini harus segera recover," imbuhnya.
Disinggung terkait apakah destinasi wisata yang ia kelola akan tutup saat PPKM Level 3 diberlakukan, Edy belum bisa memberi jawaban. Namun ia pasti akan mengikuti aturan dari pemerintah.
"Belum tahu karena aturannya belum keluar, kita pasti akan ikut aturannya apa, saya kira kalau PPKMnya dikeluarkan betul di level tiga ya pasti akan menjadi konsekuensinya, tapi kita tunggu aja regulasinya dikeluarkan," pungkasnya. (Andri Prasetiyo/act)
Load more