tvOnenews.com - Kisah Fadlul Rohman mewujudkan impian menjadi hal yang menarik untuk diceritakan. Kegigihannya untuk berhasil masuk Akademi Militer (Akmil) patut diapresiasi dan ditiru oleh orang lain.
Salah satu kisah menarik datang dari anggota TNI yang merupakan seorang anak petani dari Banyuwangi, Jawa Timur. Perjalanan Fadlul untuk sampai ada di titik ini tidaklah mudah.
Kegagalan demi kegagalan pernah diterimanya. Bukan hanya sekali, namun ia harus melewati 9 kali percobaan tes di Bintara AD dan Akademi Angkatan Udara (AAU).
Selama ini keseharian Fadlul Rohman menjadi ta'lim masjid atau marbot masjid. Ia dinyatakan lolos menjadi Prajurit Taruna (Pratar) di akademi yang berlokasi di Lembah Tidar, Magelang setelah melewati 10 kali peruntungan.
"Alhamdulillah perasaan saya sangat bahagia. Terutama saya sudah 10 kali mendaftar, saya 4 tahun mendaftar akhirnya sampai di sini (taruna Akmil)," kata Fadlul Rohman dikutip dari kanal YouTube TNI AD.
TNI merupakan cita-cita yang ia idamkan sejak dulu. Fadlul sudah memantapkan diri untuk menjadi bagian dari prajurit Kopassus atau Komando Pasukan Khusus.
Tidak heran bila sejak lulus di bangku Madrasah pada tahun 2016, hal pertama yang dilakukan oleh Fadlul adalah mendaftar Akmil di Komando Daerah Militer V/Brawijaya (Kodam V/BRW) di Surabaya, Jawa Timur.
Percobaan pertama yang dilakukan Fadlul dimulai pada tahun 2016, saat baru menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Banyuwangi. Ia mendaftar Akmil di Kodam V/Brawijaya, namun harus gagal saat memasuki tahapan Sub Panda V/BRW.
Fadlul masih mencoba peruntungan melalui pendaftaran Calon Bintara (Caba) TNI AD dan lagi-lagi gagal di tahap yang sama. Usai dua kali gagal menjadi TNI, Fadlul memutuskan untuk bekerja menjadi seorang asisten apoteker di salah satu apotek Banyuwangi.
Meski sudah memiliki pekerjaan, Fadlul masih belum menyerah untuk mewujudkan mimpi sebagai anggota TNI. "Sambil menunggu (bekerja), saya lanjut mendaftar di Akmil tahun 2017 di Kodam V/Brawijaya. Di situ saya gagal di tingkat (sidang) parade," cerita Fadlul.
Meski gagal, hal ini tak mematahkan semangat Fadlul Rohman. Ia kembali mendaftar penerimaan Bintara TNI AD dan Taruna TNI Angkatan Udara (AU) sekaligus hingga tahun 2018.
Hasilnya, Fadlul gagal untuk Caba TNI AD namun, berhasil lolos ke tahap selanjutnya di seleksi taruna AAU hingga tingkat Panda. Meski demikian, ia harus kembali menerima kegagalan di sesi tes kesehatan.
Di tengah 9 kali gagal percobaan tersebut, Fadlul sebenarnya punya keinginan untuk berkuliah. Namun, ia urungkan karena faktor ekonomi di keluarganya.
Fadlul bercerita, ayahnya hanya seorang petani jeruk musiman. Tanah yang dimilikinya sebesar 250 meter persegi untuk dibagi bersama 9 saudara lainnya.
Ia mengaku motivasi terbesarnya adalah orang tua. Fadlul mengaku ingin segera membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuanya.
"Motivasi saya untuk selalu berlatih dan belajar adalah orang tua, karena saya ingin membanggakan orang tua saya. Setiap saya melaksanakan tes, saya pejamkan mata, bayangin orang tua saya senyum lihat saya, jadi saya termotivasi," tutur Fadlul.
“Ketika saya melaksanakan lari, nafas sudah habis, tenaga sudah habis, saya merem sambil lari, orang tua nunggu di rumah nih, itu tes terakhir saya. Motivasi lebih baik mati disini daripada saya nggak masuk. Akhirnya saya mendapat nilai bagus,” sambungnya.
Selama mengikuti seleksi Akmil di Jakarta, Fadlul bercerita bahwa dirinya tidak tinggal dengan kakaknya. Ia lebih memilih tinggal di masjid kawasan Bekasi. Di masjid, Fadlul menghabiskan waktu untuk latihan fisik dengan latihan lari sekaligus melatih kemampuan akademik dengan temannya.
“Saya ini dulu mulai dari bangun pagi, bangun pagi mulai setengah tiga. Salat tahajud sampai subuh, terus adzan di masjid kan. Saya sama temen-temen ambil sepatu terus lari. Pulang ke rumah antar keponakan sekolah, lalu balik ke masjid untuk belajar akademik,” ucapnya.
“Secara tidak langsung mental kita itu terbentuk dari situlah, secara tidak sengaja mental ini terbentuk teratur karena waktu kita termanajemen,” terangnya.
Tidak hanya mempersiapkan diri dalam seleksi Akmil, ternyata Fadlul juga ikut terlibat menjadi ta'lim masjid atau marbot masjid. Sesekali, Fadlul mengajar hadroh dan mengaji untuk anak-anak komplek hingga menghidupkan suasana Islam di sana.
Tahun mulai berganti, semangat Fadlul seakan tidak pernah habis dimakan waktu. Ia mendaftar Akmil TNI AD hingga akhirnya keberuntungan berpihak padanya.
"Saya mendaftar (Akmil) lagi, alhamdulillah, saya di tingkat Sub Panda ranking satu. Naik ke tingkat Panda alhamdulillah, ranking satu. Di tingkat Panda Jaya akhirnya berangkat hingga ke sini (Akmil)," ungkapnya.
Kini semangat Fadlul Rohman semakin membara. Ia semakin semangat menyelesaikan pendidikan dan mewujudkan cita-citanya mengabdi untuk bangsa dan negara.
“Yang saya pakai disini uang rakyat, kalau tidak serius secara tidak langsung saya membuang uang rakyat, secara tidak langsung dalam agama itu dosa,” ujar Fadlul.
“Cita-cita saya ingin jadi Infanteri, mungkin masuk Kopasus bila direstui Allah. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk angkatan darat terutama untuk bangsa ini, saya ingin belajar di luar negeri, selanjutnya mengabdi kepada bangsa dan negara,” pungkasnya. (adk)
Load more