Saat Raksasa Teknologi Lain PHK Karyawan, TikTok Buka 4.000 Lowongan Kerja

Jakarta – TikTok membuka 4.000 lowongan kerja saat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menerpa raksasa teknologi lain seperti Meta hingga Twitter. Media sosial TikTok disinyalir berkomitmen dalam menyediakan 1.000 lapangan kerja bagi insinyur di kantor pusat yang berada di Mountain View, California, Amerika Serikat.

TikTok dikabarkan membuka 4.000 posisi global dalam situs resmi portal karier. Namun, tidak diketahui seberapa sering situs rekrutmen itu diperbaharui. 
Target khusus 1.000 insinyur tadi terkait dengan tujuan perusahaan untuk memastikan data pengguna Amerika Serikat diawasi di tengah kecurigaan Washington atas hubungan perusahaan induk TikTok, ByteDance, dengan China.

CEO TikTok, Shou Zi Chew menjelaskan bahwa perusahaan masih merekrut tenaga kerja. Hal ini terkait dengan PHK massal di perusahaan raksasa teknologi lain, seperti Meta, Amazon, hingga Twitter.

“Kami selalu lebih berhati-hati dalam hal perekrutan. Pada tahap pertumbuhan kami ini, saya pikir kecepatan kami, irama, perekrutan tepat untuk kami,” kata Chew pada sebuah konferensi pers, melansir dari Wall Street Journal, pada Rabu (23/11/2022).

Pada Oktober, ketika beberapa laporan awal tentang pembekuan perekrutan dan langkah-langkah pemotongan biaya lainnya mulai muncul dari Silicon Valley, TikTok menjadi berita utama karena mencantumkan sejumlah peran baru terkait e-niaga yang tampaknya mengindikasikan ingin menciptakan jaringan logistik dan pergudangan di Amerika Serikat.

“Kami masih merekrut, walaupun, Anda tahu, dengan kecepatan yang menurut kami sesuai dengan tantangan global yang kami hadapi,” tambah Chew.

Dalam beberapa minggu terakhir, Meta telah melakukan PHK 11.000 pekerja di seluruh perusahaan, Twitter juga memangkas sekitar setengah stafnya di bawah pemilik baru Elon Musk, dan Amazon mengonfirmasi bahwa mereka telah memulai PHK 10.000 karyawan.

Pimpinan perusahaan mengatakan mereka berkembang terlalu cepat, terutama selama pandemi karena masyarakat membutuhkan kehidupan dalam dunia maya selama pembatasan sosial berlangsung.

Sekarang perusahaan teknologi raksasa saat ini menghadapi kondisi ekonomi global yang lesu dan ketakutan akan resesi meningkat yang mengakibatkan PHK. (MG3/ree)