Banyumas, tvOnenews.com - Tradisi bersih makam secara gotong royong masih dijalankan di hampir semua desa di pinggiran Kabupaten Banyumas, Jateng. Aktivitas itu sudah terlihat sejak H-7 memasuki Ramadhan.
Seperti di pemakaman umum Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Sejak pagi, ratusan warga membawa alat kebersihan, mulai dari cangkul, sabit, hingga sapu lidi.
"Rumput-rumput kita bersihkan, dan dahan pohon kita potong, agar lebih rapi dan tak berkesan 'singup'," ujar Kepala Dusun Karangtengah, Amin Fauzi, Rabu (22/3/2023).
Pemakaman umum di desanya ada tiga lokasi. Masing-masing diperuntukkan bagi warga beberapa RW atau dusun di sekitar terdekat makam.
"Sehingga yang menjaga, merawat, atau istilahnya mengelola, adalah warga sekitar. Biasanya dikoordinir oleh kadus, Ketua RT dan RW setempat," jelasnya.
Warga Desa Pandansari, Kecamatan Ajibarang juga turun ke pemakaman. Mereka menyisir tanah makam, membuang rumput. Beberapa bagian makam yang retak atau amblas juga dibenahi.
"Semuanya kaum lelaki. Terbiasa, tiap jelang bulan puasa kita gugur-gunung kerja bakti bersihkan makam," jelas Eko, salah seorang warga.
Kebersamaan terlihat dalam gotong-royong. Mereka bekerja sambil ngobrol dan bercanda.
"Setelah itu, kita makan bersama," ujarnya sumringah.
Budayawan Banyumas, Wanto Tirta menyebut, tradisi atau kebiasaan gotong-royong bersih makam memang masih dilakukan warga di desa-desa.
"Ramadan itu bulan suci. Jadi bagi warga, selain kesucian batin, kesucian secara fisik adalah salah satunya kondisi yang bersih. Sehingga semua harus bersih, termasuk tanah makam," ujarnya.
Pun hal ini ada hubungan dengan ziarah makam menjelang bulan puasa, atau tradisi nyadran. Tentu saja, di pemakaman leluhur yang dikunjungi tak sekedar mendoakan, tetapi juga membersihkan secara fisik pemakaman.
Tradisi bersih makam juga tak lepas dari konteks kultur dan pencaharian masyarakatnya. Masyarakat agraris, terbiasa mengolah tanah. Tak sulit kalau hanya untuk menyiangi rumput liar di tanah makam.
"Sudah jadi nafas keseharian mereka," ujarnya lagi.
Berbeda memang, aktivitas bersih makam tak terlihat di pemakaman umum wilayah Kota Purwokerto. Sebagai ibu kota Kabupaten Banyumas, kota kecil yang sedang bertumbuh itu, komposisi warganya sudah nir-agraris.
"Sudah menjadi masyarakat industri. Pola hubungan masyarakatnya juga sudah industrial," ujarnya.
Dari perbandingan itu saja, terlihat, tradisi bersih makam jelang ramadan hanya dilakukan di pemakaman umum yang terjaga bersama, yakni makam di desa-desa. Pemakaman umum di wilayah kota, dikelola oleh sekelompok atau organisasi khusus mengelola pemakaman di bawah struktur pemerintahan Kelurahan.(Sjo/Buz)
Load more