Jakarta - Indonesia kena sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) akibat tidak patuh dalam prosedur pengiriman sampel atlet. Salah satu sanksinya, atlet yang bertarung di ajang internasional, tak boleh beratribut negara, lantas bagaimana nasib tim Thomas dan Uber Indonesia?
Sesuai jadwal tanding, Tim Thomas dan Uber Indonesia akan mengawali kiprahnya pada hari Senin (11/10) mendatang. Kabid Luar Negeri Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Bambang Roedyanto memilih untuk menunggu sikap pemerintah dalam menangani sanksi dari WADA.
"Menyikapi masalah ini. Saya mewakili PBSI belum bisa berkomentar banyak dan menunggu pernyataan pemerintah lebih dahulu," ujar Roedy.
Turnamen Jalan Terus
Sanksi lain Indonesia tidak bisa menjadi tuan rumah kompetisi olahraga di tingkat regional, benua, maupun dunia, selama masa penangguhan. Namun PP PBSI akan tetap menggelar tiga turnamen besar di tanah air pada akhir tahun ini.
Kepastian untuk bisa mengadakan ajang Indonesia Masters (16-21 November), kemudian Indonesia Open (23-28 November), dan BWF World Tour Finals (1-5 Desember) didapat usai PBSI berkoordinasi dengan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
"Turnamen di Bali nanti dipastikan tidak ada masalah. Bisa berlangsung sesuai jadwal. Tiga turnamen bulutangkis internasional itu tetap bisa digelar," tutur Roedy.
BWF menjamin ketiga turnamen bulutangkis internasional tersebut tetap bisa berjalanan sesuai jadwal dan dengan penggunaan nama "Indonesia" meski aturan WADA melarang negara yang terkena sanksi untuk menggelar pertandingan Internasional. Pasalnya, ketiga turnamen tersebut sudah lama masuk dalam kalender pertandingan BWF.
"Dari pihak BWF, tidak ada masalah bisa jalan terus, karena kejuaraan tersebut sudah lama dijadwalkan oleh BWF," jelas Roedy. (Filipus Yonaso/wnb/put)
Load more