Sebagai sentra pembinaan atlet paralimpik, Solo telah memiliki fasilitas untuk mendukung APG 2022. Dinas Perhubungan Solo memiliki satu unit bus low deck atau berlantai rendah yang ramah difabel. Dengan desain rangka tunggal atau monocoque, bus memiliki ukuran medium dengan panjang sembilan meter.
Berwarna dominan hitam dan putih, bus memiliki dua pintu penumpang, yakni bagian depan di samping sopir dan tengah. Tinggi dek bus dengan permukaan jalan kurang dari 20-30 cm sehingga terlihat rendah untuk memudahkan akses masuk kursi roda.
Pada pintu tengah terdapat papan aluminium yang melekat di dek yang bisa dilipat dan dipanjangkan sebagai akses masuk kursi roda ke dalam bus. Ada juga penopang aluminium untuk papan ketika dipanjangkan, agar akses masuk kursi roda menjadi lebih halus.
Di dalam bus rakitan karoseri Adi Putro, terdapat 20 tempat duduk penumpang berwarna biru toska, termasuk satu kursi sopir. Dua kursi di belakang kemudi sopir menghadap ke belakang, kemudian di sisi bagian tengah ada tiga kursi menghadap pintu masuk.
Kursi roda dapat ditempatkan di salah satu kursi yang bisa dilipat di bagian tengah yang dilengkapi juga sabuk pengaman untuk penumpang berkursi roda. Kemudian ada dua kursi yang menghadap ke arah depan yang dipisahkan dua anak tangga untuk menuju kursi bagian belakang.
Di dek atas bagian belakang terdapat 12 kursi penumpang, rinciannya masing-masing empat kursi saling berhadapan kiri dan kanan dan ada empat kursi di bagian paling belakang menghadap ke depan.
Di dalam bus juga dilengkapi monitor dengan teks berjalan untuk memberikan informasi nama tujuan atau halte dan suara yang mendukung informasi ditampilkan di monitor.
Kepala Dinas Perhubungan Solo Hari Prihatno menjelaskan bus hasil karya anak bangsa rakitan Adiputro dengan harga sekitar Rp1,3 miliar. Bus dapat digunakan oleh tunadaksa yang menggunakan kursi roda atau kruk, bisa juga digunakan warga lanjut usia yang menggunakan kursi roda.
Monitor dan suara yang ditampilkan juga diharapkan memberikan petunjuk kepada penumpang tunanetra dan tunarungu. Bus ramah difabel digunakan untuk mendukung angkutan massal Batik Solo Trans (BST) di enam koridor, sambil menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan.
"Untuk sementara, setelah uji coba, kami alokasikan dulu untuk mendukung mobilitas atlet Para Games," kata Hari Prihatno saat memantau armada transportasi Dinas Perhubungan untuk melayani atlet para di Stadion Manahan.
Bus dek rendah pun mendukung sekitar 130 armada dari Kementerian Perhubungan yang terdiri atas bus dan mini bus sudah dimodifikasi, dengan 65 armada bisa mengakomodasi kursi roda selama olahraga multievent tingkat Asia Tenggara.
Selain dapat menampung empat hingga lima kursi roda, bus juga dilengkapi kamera pengawas (CCTV), pemadam kebakaran dan alat pemecah kaca untuk evakuasi apabila dalam keadaan darurat.
Atlet dari Kamboja, Ya Thol Radeth, mengaku terkesan dengan bus ketika pertama kali mendarat di bandara.
"Panitia menyediakan dengan baik transportasi kami dengan bus modifikasi itu dari bandara ke hotel, ke tempat latihan dan ke tempat kompetisi. Bagus sekali," kata atlet cabang atletik, Radeth, di lapangan atletik, Stadion Mahanan.
Rekan senegaranya, Ya Hok, juga mengapresiasi pemerintah Indonesia dan panitia yang mengakomodasi kebutuhan, termasuk transportasi. "Saya menggunakan kursi roda dan fasilitas di bus memudahkan sekali," ucap Ya Hok.
Ofisial yang mendampingi atlet Indonesia asal Bogor, Muhammadi Misbach, juga menilai fasilitas publik di stadion hingga transportasi di Solo sudah lebih baik dan setara dengan negara lain.
"Sudah bagus sekali, sudah mengakomodasi teman-teman disabilitas seperti saya yang menggunakan kruk. Ini sudah lebih baik dari negara tetangga kita di ASEAN," ucap Misbach yang berharap seluruh fasilitas akan membantu fokus atlet untuk berprestasi di ASEAN Para Games (APG) 2022. (ant/raw)
Load more