Anwar Abbas, Waketum MUI dalam Kongres Ekonomi Umat ke-2 MUI Tahun 2021, Jumat (10/12/2021).
Sumber :
  • OFFICIAL TVMUI

Ini Dia Kritikan Anwar Abbas yang Bikin Presiden Jokowi Ogah Baca Teks Pidato

Sabtu, 11 Desember 2021 - 19:18 WIB

Jakarta - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas sempat menjadi perbicangan publik usai dirinya membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak jadi menggunakan teks pidatonya dalam Pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 pada Jumat (10/12/2021).

Inilah yang dikatakan pria yang akrab disapa Buya Anwar hingga membuat Jokowi ogah baca teks pidatonya.

Buya Anwar menilai kesejahteraan saat ini belum merata dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil mensejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar, dan menengah serta usaha kecil," kata Anwar Abbas, dikutip dari dikutip dari YouTube OFFICIAL TVMUI, Sabtu (11/12/2021).

Buya Anwar juga mengatakan bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat semakin terjal.

"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultra mikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," sambung Anwar.

Selain itu, Buya Anwar juga menyinggung mengenai ketimpangan dalam bidang pertahanan. Ia mengaku prihatin karena hanya sedikit masyarakat yang menguasai lahan di Indonesia.

"Cuma dalam bidang pertanahan, indeks gini kita sangat memprihatinkan itu 0,59, artinya 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya sekitar 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," katanya.

Dalam pidatonya, Buya Anwar juga memaparkan mengenai data kelompok usaha di Indonesia. Menurutnya, masih banyak pelaku usaha yang belum diperhatikan.

"Padahal seperti kita ketahui bersama, jumlah usaha besar cuma besarnya hanya 0,01 persen dengan jumlah pelaku usaha 5.550 dengan total aset di atas 10 miliar. Usaha menengah besarnya adalah 0,09 persen, dengan jumlah pelaku usaha 60.702. Dengan total aset lebih dari 50 juta rupiah dan usaha kecil besarnya 1,22 persen dengan jumlah pelaku 783.132 dan total aset di atas Rp 50 juta. Jadi, dari data ini kita ketahui total mereka-mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan itu ada di sekitar angka 1,32 persen atau lebih kurang kalau dari jumlah pelaku yaitu 849.334 pelaku usaha," ujar Anwar.

Anwar Abbas juga mengingatkan pemerintah agar tidak membiarkan kesenjangan ekonomi itu tersebut terus berlangsung karena akan menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.

"Bila hal ini terus berlangsung, maka tentu dia akan menciptakan sesuatu yang tidak baik. Karena dia akan menimbulkan kesenjangan sosial yang dari tahun ke tahun akan semakin tajam dan tajam. Dan hal itu tentu jelas tidak baik dan akan sangat berbahaya karena dia sangat potensial akan mengganggu stabilitas dan rasa persatuan dan kesatuan di antara kita sebagai warga bangsa. Di samping itu, dari perspektif ekonomi tentu saja daya beli masyarakat kita secara agregat tidak akan bisa naik secara signifikan," tuturnya.(put)

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:10
17:29
03:50
01:56
06:42
02:19
Viral