Dirikan Pusat Studi Maritim dan Kebumian di Danau Toba, Institut Teknoloti Del Rangkul Hidrokinetik dari Malaysia.
Sumber :
  • Istimewa

Dirikan Pusat Studi Maritim dan Kebumian di Danau Toba, Institut Teknologi Del Rangkul Hidrokinetik dari Malaysia

Senin, 11 Maret 2024 - 12:26 WIB

Jakarta,tvOnenews.com - Institut Teknologi Del menginisiasi kerja sama riset dan pengembangan dalam eksplorasi aspek Geophysical dan Geotechnical (G&G) Kawasan Danau Toba (KDT), dengan perusahaan teknologi multinasional di bidang survey dan pemetaan kebumian yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Kerja sama riset ini didesain dengan objektif untuk melakukan survey dan pemetaan Kawasan Danau Toba, berbasiskan teknologi termutakhir, yaitu ocean & subsea robotic dan artificial intelligence (AI)

Sebagai langkah awal kerja sama, dilakukan penandatanganan MOU (Memorandum of Understanding) di Kampus Institut Teknologi Del, Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada 9 Maret 2024. 

Chief Technical Officer (CTO) dari Hidrokinetik Mirza Hamza menyampaikan pentingnya sebuah kolaborasi intens dan menyeluruh antara dunia industri dan dunia akademik dalam menghasilkan pengembangan teknologi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan juga memiliki nilai dari sisi komersial. 

“Belajar dari success story (keberhasilan) dari yang telah kami lakukan selama 7 tahun terakhir bekerja sama dengan beberapa universitas di Malaysia untuk pengembangan teknologi ocean & subsea robotic dan artificial intelligence (AI), kami melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi yang sangat besar untuk di-explore dan ditekuni bersama. Terlebih lagi, IT Del selaku perguruan tinggi teknologi yang secara geografis terletak di tepi danau vulkanis terbesar di dunia, memiliki Danau Toba sebagai ‘laboratorium’ yang sangat besar untuk pengembangan teknologi eksplorasi kemaritiman ini”, ujar Mirza dalam keterangannya, Senin (11/3/2024).

Dalam kesempatan ini, Niko Simamora, selaku Dosen dan inisiator kerja sama riset ini menyampaikan bahwa sebagai destinasi wisata Superprioritas di Indonesia, stakeholders KDT berkewajiban secara moral untuk menyediakan sebuah studi ilmiah mendalam tentang aspek-aspek kebumian yang sampai saat ini masih belum terungkap.

“Dengan data yang relatif minim, KDT secara teoritis diklaim sebagai danau vulkanis terbesar di dunia yang terbentuk setelah letusan Gunung Toba 75.000 tahun silam. Bisa kita bayangkan, jika sebuah studi mendalam terkait aspek Geophysical & Geotechnical, Meterologi, dan Oseanografi dapat dilakukan bersama mitra yang berkompeten dan memiliki teknologi kebumian ini. Akan banyak sekali data dan informasi yang bisa dijadikan rujukan untuk mengakselerasi pengembangan KDT," katanya.

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
13:32
06:34
05:09
01:34
02:08
01:24
Viral